
LENSAINDONESIA.COM: Warga di bantaran Kali Lamong wilayah Kabupaten Gresik Selatan was-was terhadap musibah banjir yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Pasalnya, pembangunan tanggul diwilayah tersebut masih terkendala pembebasan lahan.
“Meski sudah disiapkan dana, namun sampai saat ini progres pembebesan lahan untuk pembuatan tanggul Kali Lamong masih nol persen,” kata Asisten I Kabupaten Gresik, Mulyanto, Selasa (29/01/2013).
Pembangunan tanggul di Kali Lamong, Warga pemilik tanah berharap agar tanahnya dibayar semua. Mulai dari bibir sungai sampai bagian luar tanggul.
“Masyarakat berharap tidak ada tanah yang dibantarkan. Sedangkan aturan pembayaran yang disiapkan pemerintah adalah ganti rugi hanya untuk tanah dimana tanggul itu dibangun. Hal demikian masyarakat pemilik tanah merasa keberatan,” ujar wakil Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Kabupaten Gresik ini.
Selain Kali Lamong, ancaman banjir juga terjadi pada wilayah Gresik bagian utara. Meluapnya sungai Bengawan Solo yang melintasi wilayah Gresik sejak dari wilayah kecamatan Dukun sampai ke Laut Jawa ini juga kerap menimbulkan banjir. Sampai saat ini, masih ada sekitar 35 bidang tanah di wilayah desa Karangcangkring, Dukun yang masih dalam proses pembebasan.
Rencananya di wilayah tersebut memang diproyeksikan untuk pembangunan tanggul untuk membendung sungai Bengawan Solo. Tanggul yang terletak di desa Karangcangkring ini untuk meminimalisir dampak banjir untuk wilayah Dukun dan sekitarnya.
“Kendalanya hanya masalah harga tanah yang belum sesuai. Pemerintah menetapkan harga Rp. 40.000,- /meter, sedangkan warga minta harga lebih,” ungkap Mulyanto.
Untuk meminimalisir banjir, Pemerintah Kabupaten Gresik selama ini banyak melakukan pengerukan. Terutama pada Kali Lamong. “Untuk normalisasi aliran sungai Lamong, Pemkab sudah melaksanakan pengerukan dibeberapa tempat. Terutama sungai yang mengalami pendangkalan ataupun penyempitan. Sehingga debit air yang mengalir bisa lebih besar dan tidak meluber kedaratan,” pungkas Mulyanto
Sementara tadi malam Kali Lamong juga meluap hingga masuk dipermukiman warga Morowudi Kecamatan Cerme. Sejumlah warga sempat panik akibat melubernya air kiriman tersebut.
“Kita sempat panik, karena air datang tiba-tiba. Dan alhamdulillah air tidak sampai masuk rumah,” keluh Umi Kulsum warga Morowudi.
Dikatakan Ummi, hal tersebut terjadi karena tanggul kali Lamong yang berada di selatan kampungnya tidak mampu membendung air yang setiap tahun meluber kerumah warga.
“Selama tanggul tidak segera dibangun kampung kami tidak akan pernah tenang. Lebih lebih seperti musim sekarang yang curah hujanya mulai meningkat,” pungkasnya.@masduki mohammad
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D94348345.0db6a0c673260c8b5baca10363d753ba%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D52400156.0db6a0c673260c8b5baca10363d753ba%3B)