
LENSAINDONESIA.COM: Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) mengaku akan memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk mengeruk atau menggali sedimen di Waduk Pluit sebanyak 200 ribu kubik.
Ahok mengaku pihaknya sementara ini hanya akan mengeruk bagian sisi kiri dan kanan waduk. Selesai mengeruk, pihaknya baru akan membongkar rumah-rumah di sisi kanan atau timur bantaran Waduk Pluit.
Baca juga: Ahok desak PT Jakpro selesaikan kasus tanah milik PT Pulomas Jaya dan Ahok tegaskan 14 RS tetap berpartisipasi dalam KJS
“Kalau untuk sisi timur masih menunggu rusun dibangun baru kita bongkar. Tapi, tetap sisi kiri harus dibereskan, rumah-rumah itu harus dipindahkan dari sana,” ujar Ahok di Balai Kota Jakarta,Jalan Medan Merdeka Selatan,Jakarta Pusat, Selasa (28/5/13).
Selain itu, Ahok menjelaskan bahwa Pemprov DKI telah menurunkan anggaran sebesar Rp 20 miliar. Saat ini, proses pengerukan Waduk Pluit sudah masuk dalam proses tender. Diharapkan, proses tender cepat diselesaikan.
Ahok menyebutkan bahwa setelah terpilih siapa sebagai tender akan di umumkan dan agar segera pengerjaan mengeruk sedimen yang ada dalam waduk sekitar 200 ribu kubik cepat dikerjakan.
“Ya untuk mengeruk 200 ribu kubik sedimen itu tidak cukup mengembalikan luas dan kedalaman ideal Waduk Pluit. Jadi kita kerjakan bertahap daripada tidak berjalan program tersebut,” tegas Ahok.
Namun untuk itu, sisi kanan atau sisi timur bantaran waduk turut dikeruk, ditakutkan rumah atau bangunan sejumlah 1.400 unit yang ada di lahan basah sisi itu akan roboh. Dikhawatirkan akan menimbulkan korban jiwa warga yang belum dipindahkan sehingga menunggu rusun selesai dibangun.
“Ya kita masih tunggu rusun selesai dibangun, baru warga kita pindahkan,” terangnya.
Lanjut Ahok ,bahwa belum bisa dimungkinkan mengantisipasi banjir dengan pengerukan sekitar 200 ribu kubik sedimen.
Sementara itu, Ahok meminta Dinas PU DKI untuk menyediakan pompa portable dengan kapasitas mampu menyedot air 15 kubik per detik.
“Kalau di Waduk Pluit kan ada pompa sisi barat, tengah dan timur. Kalau sisi timur lagi dibangun dengan hibah dari Jepang. Sedangkan di tengah dan barat sudah mulai rusak. Kalau rumahh pompanya dibongkar, dikhawatirkan Desember musim hujan tidak akan selesai,” katanya.
Namun, Ahok menilai pemasangan pompa portable dengan kapasitas menyedot air 15 kubik per detik hingga normal.@aguslensa.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D45393080.2252f8a0b7210191650c5466031f2161%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D24880916.2252f8a0b7210191650c5466031f2161%3B)