Pengamat: Sistem rekrutmen parpol harus diperbaiki

LENSAINDONESIA.COM: Sistem rekrutmen yang dilakukan partai politik (parpol) dalam pencalonan legislatif saat ini masih menjadi hal yang tertutup untuk publik. Sistem ini harus menjadi terbuka agar publik bisa melihat rekam jejak para calon legislatif (caleg).

Hal itu dikatakan oleh Pengamat Politik dari Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda, dalam diskusi yang bertajuk ‘Dilema Caleg Ganda Di balik Parpol Menetapkan DCT’ di Media Center Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Rabu (01/05/2013).

“Proses rekrutmen politik seharusnya terbuka, namun dalam hal ini partai politik masih banyak yang masih tertutup,” ujarnya.

Menurutnya, hal inilah yang menyebabkan banyaknya kader asli partai yang tidak bisa masuk dalam daftar caleg parpol.

Kaderisasi parpol juga dinilai banyak yang terputus saat perekrutan caleg. Padahal banyak kader yang ikut berjuang dari awal namun malah tersali atau dikalahkan oleh kapitalisasi dan popularitas.

“Kaderisasi terputus ketika rekrutmen caleg. Kadang ada yang berjuang dari awal tetapi mereka tersalip atau dikalahkan oleh kapitalisasi dan popularitas,” terang Hanta.

Namun, lanjut Hanta, Banyak partai yang terjebak dalam kapitalisasi dan popularitas. Dalam hal ini seperti masuknya pengusaha, artis dan lain-lain yang tiba-tiba masuk dalam Daftar Calon Sementara (DCS) saat pendaftaran caleg dari parpol ke KPU.

Menurutnya, sistem rekrutmen harus benar-benar dibenahi untuk menghasilkan agnggota legislatif yang bagus. “Kalau sistem seleksi politik di partai bagus, maka dengan sistem apapun akan tetap menghasilkan yang baik,” pungkasnya. @yuanto