
LENSAINDONESIA.COM: Terobosan terbaru kembali dilakukan PT Pelindo III Surabaya. Tentunya kali ini masih dalam kegiatan kepelabuhanan. Yakni dengam beralihnya sistem manual jadi sistem online dalam hal koorperasinya.
“Dalam hal ini Kami ingin yang lebih praktis dan modern,” kata Kepala Humas PT Pelindo III Surabaya, Edi Priyanto, Rabu (1/5/2013).
Baca juga: Koperasi pegawai Pelindo III tempati gedung baru dan PT Adaro Indonesia digugat Pelindo III cabang Banjarmasin
Edi menegaskan dengan adanya sistem atau aplikasi ini juga merupakan sebuah solusi yang tepat dan bermanfaat bagi layanan dunia usaha kepelabuhanan. “Layanan online tersebut khususnya dalam rangka perkembangan teknologi dunia,” tambahnya.
“Selain itu kami ingin mewujudkan Green Port di pelabuhan Tanjung Perak,” tegas Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelindo III (Persero) usai Grand Launching Aplikasi Anjungan PT Pelindo III di Auditorium Bromo Lantai 5 Kantor Pusat PT Pelindo III (Persero).
Menurut Edi, penggunaan sistem lama atau manual, sangat membuang waktu dan semakin memicu biaya tinggi dari para pengguna jasa.
Dikatakan, untuk mendapatkan pelayanan kepelabuhanan, para pengguna jasa harus melakukan kegiatan di beberapa tempat.
“Ini yang membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Kalau sudah demikian bisa menimbulkan inefisiensi, termasuk penggunaan kertas pada sistem manual cukup banyak,” paparnya
Dijelaskan pula, sistem manual yang sebelumnya digunakan dalam kinerja kepelabuhanan dengan para pengguna jasa, memiliki banyak kelemahan.
Hal paling rutin dilakukan adalah proses pencetakan nota yang memerlukan banyak biaya seperti biaya kertas dan biaya cetak selain waktu yang terbuang. “Termasuk menggunakan tenaga kurir, resiko dan petugas arsip,” tuturnya.
Pertimbangan inilah yang kemudian menjadi acuan bahwa sistem manual sudah tidak lagi efisien.
Guna memberikan kemudahan kepada para pengguna jasa yang notabene pelaku bisnis nasional dan internasional, PT Pelindo III melakukan upaya merubah sistem lama dalam kegiatan kepelabuhanan.
“Kami rubah dari sistem manual menjadi sistem online yang lebih praktis dan modern, melalui aplikasi anjungan yang kini mulai diterapkan di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,” pungkasnya.
Ia juga menjelaskan, melalui sistem baru berupa aplikasi portal anjungan berbasis web ini, korporasi bisa mengefisiensi penggunaan biaya hingga Rp 2 miliar/tahun.
Bilangan irit ini diperoleh dari proses cetak nota yang selama ini memerlukan banyak biaya. “Kertas, adalah salah satu yang paling banyak memerlukan biaya,” ulasnya
Dari biaya kertas tersebut bisa dirinci dalam bentuk nota. Bentuk nota tersebut terdiri dari bentuk tiga dan bentuk empat.
Dalam satu boks kertas nota ada 500 eksemplar nota tiga lapis dengan estimasi biaya Rp 1000/nota atau sebesar Rp 500 ribu biaya yang dikeluarkan.
Dalam satu tahun, di Tanjung Perak terdapat nota bentuk tiga yang berarti Rp 500 ribu transaksi dikali Rp 1.000 menghasilkan total pemgeluaran sebesar Rp 1 miliar.
Sama halnya dengan nota bentuk empat sebesar Rp 500 ribu transaksi dikalikan dengan Rp 1.000. “Jadi, kalau ditotal dalam setahun, cetak nota 3 dan 4 di Tanjung Perak menghabiskan anggaran Rp 1 miliar.
Kalau dihitung keseluruhan cabang di bawah PT Pelindo III berarti akan ditemukan total biaya cetak nota 3 dan 4 sebesar Rp 2 miliar,” katanya.
Aplikasi anjungan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengakses anjungan Pelabuhan Tanjung Perak dengan alamat : https://anjungan.perakport.co.id. @dhimasprasaja
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D21698386.ad315fa24286a5fdfad447f2cc6f5a34%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D90092716.ad315fa24286a5fdfad447f2cc6f5a34%3B)