
LENSAINDONESIA.COM: Kasus pengeroyokan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat melakukan razia di perempatan Jl Demak mendapat perhatian dari Anggota Dewan. Anggota Komisi A (Hukum dan Pemerintahan) DPRD Surabaya, Irwanto Limantoro mengatakan seharusnya Satpol PP tidak sembarangan menurunkan petugas di lapangan.
“Sah-sah saja ketika Satpol PP menggunakan metode penyamaran saat menjalankan tugas. Tapi dengan catatan harus dengan perhitungan yang matang,” ungkap politisi dari Partai Demokrat ini.
Baca juga: Sudah Bayar Pajak, Reklame di Siola Dibongkar dan Dishub Tertibkan Terminal Bayangan di Pulomas Jaktim
Bahkan, dirinya menduga ada kesalahan yang dibuat petugas sehingga proses operasi di lapangan menimbulkan kemarahan massa. “Kalau memang sesuai metode tentunya harus ada yang dievalusi oleh Satpol PP. Apakah dalam penanganan massa ada tindakan petugas terlalu arogansi atau salah tentunya harus dievaluasi,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya berharap agar kejadian petugas penegak perda tersebut tidak terulang. Irwanto bahkan menyarankan agar Satpol PP menurunkan petugas yang terlatih dan berpengalaman ketika bertugas. “Jangankan Satpol PP, polisi saja punya intel yang bertugas menyamar di lapangan. Namun kemampuannya harus terlatih dan tidak sembarangan,” katanya.
Diketahui, salah satu petugas Satpol PP, Sahlan (48) mengalami luka di bagian kepala, tangan, dan kaki akibat dikeroyok saat melakukan operasi pedagang asongan dan pengemis di perempatan Demak, Rabu (3/4/2013) siang. Kejadian itu diduga dipicu penyamaran petugas yang menggunakan kaos bonek dan langsung main tangkap.@iwan_christiono
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D84847772.5e997ae18b3800ddd2af9f2cb9233eac%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D93178996.5e997ae18b3800ddd2af9f2cb9233eac%3B)