
LENSAINDONESIA.COM: Alfons (pengamat kepolisian) meminta agar publik tidak cepat menyimpulkan kelompok tertentu terhadap kejadian penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
Alfons mengakui, berdasarkan cara dan tindakan pelaku, masyarakat tidak mungkin bisa melakukan tindakan brutal itu. Meskipun demikian, ia tetap menekankan berbagai pihak untuk menunggu hasil identifikasi.
Baca juga: Tewasnya anggota Kopassus diduga picu serangan ke Lapas Cebongan dan Kemenkumham Janji Biayai Pengobatan Korban Kasus Lapas Cebongan
“Sampai saat ini hasil penyelidikan belum dapat diindentifikasi siapa pelakunya. Jadi terlalu pagi apabila kita mengindentifikasi sebagai kelompok tertentu,” kata Alfons di Warung Daun Cikini Jakarta, Sabtu (23/03/2013).
Meski kasus ini sering dikaitkan dengan kasus penembakan salah satu Kopassus, Alfons mengaskan bahwa perlu bukti sebelum mengaitkan kasus pembunuhan di Lapas Cebongan dengan kasus meninggalnya anggota Kopassus. Menurutnya, semua asumsi harus sesuai dengan bukti.
“Ktidak boleh menjustifikasi suatu tindakan dikaitkan dengan oknum atau instasi tertentu,” katanya.
Alfons menjelaskan, ketikdakpercayaan masyarakat terhadap penegak hukum diduga sebagai salah satu penyebab tindak anarkis itu. Mungkin, para pelaku merasa tidak puas dengan penindakan kepolisian di lapangan.
“Contohnya perlakuan kasar dari pemberitaan-pemberitaan mengenai kekayaan yang begitu dahsyat yang tidak masuk akal dan lain-lain tentang perilaku anggota Polisi,” pungkasnya.@aligarut1
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D50996792.9a03bbc31e5ed05c5d9f22c1dd5730f3%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D36647263.9a03bbc31e5ed05c5d9f22c1dd5730f3%3B)