
LENSAINDONESIA.COM: Pilkada Jawa Barat (Jabar) menjadi pelajaran termahal bagi Golkar. Setelah mengalami kekalahan beruntun di Jakarta dan Kalbar, Golkar kembali kalah di Jabar.
Golkar seharusnya menampilkan sosok-sosok yang segar dan sesuai keinginan publik. Jangan asal karena Ketua DPD atau asal bisa maju sendiri tanpa bantuan dana DPP, maka kader itu dipilih menjadi Cagub. Akhirnya Golkar seperti asal-asalan dalam memajukan calonnya.
“Ibaratnya di tiga daerah itu Golkar melawan arus kuat pasar. Sehingga akibatnya kandidat Golkar gagal. Bahkan kandidat Golkar di Sumut pun berpotensi mengalami nasib yang sama, terpuruk dalam posisi bawah,” kata analis politik Point Indonesia, Karel Harto Susetyo kepada LICOM, hari ini (Senin, 25/2/2013).
Baca juga: Konspirasi Terhadap PKS Tidak Mempan, Buktinya Aher-Demiz Menang dan Rieke Tolak Dikalahkan Quick Count, Meluncur ke Bandung Kumpulkan Kejanggalan
Apabila Aburizal Bakrie (Ical) mau merebut sukses di Pilpres 2014, kondisi tersebut tak mungkin terus dipertahankan.
“Sebentar lagi Pilkada Jateng dan Jatim, untuk itu Golkar harus berbenah. Desk Pilkada Golkar harus mempersiapkan se-maksimal mungkin para calon yang akan bertarung. Ibaratnya dipoles, dilatih dan dikawal, sehingga menjadi kandidat yang tangguh. Masak Yance yang sudah lama berkiprah di politik Jabar, bisa kalah jauh dengan “anak kemarin sore” seperti Rieke dan Dede Yusuf. Apalagi hanya bisa unggul atas calon independen. Malu dong Golkar,” demikian Karel. @ari
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D40532289.fef188dac39084cf04613941ca45cd6a%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D63697975.fef188dac39084cf04613941ca45cd6a%3B)