Pilkada Sumatera Selatan akan segera digelar. Salah satu yang akan maju adalah Eddy Santana. Namun, isu tak sedap membumbui niatnya untuk maju menjadi Gubernur Sumsel. Isu tersebut adalah isu sensitif perceraian.
“Ekspos soal perceraian adalah serangan politik kepada Eddy Santana Putra. Hal itu bisa dimengerti, karena sejauh ini Eddy adalah figur kuat yang bisa menantang incumbent Alex Noerdin dalam Pilkada Sumsel tahun ini,” kata analis politik Point Indonesia, Karel Harto Susetyo kepada LICOM, Jumat (04/01/13).
Meski perceraian itu sah, namun dalam politik, upaya untuk menghancurkan citra lawan politik bisa dilakukan dengan isu ini. Lihat saja apa yang menimpa Bupati Garut Aceng Fikri.
“Jadi, dalam kasus ini, Eddy Santana harus menunjukkan kepada publik Sumsel bahwa dirinya tidak dalam posisi bersalah secara moral. Karena perceraian adalah ranah privat yang setiap pasangan suami istri memiliki kemungkinan utk bercerai,” imbuhnya.
Menurut Karel, selama Eddy masih menjalankan tugasnya dengan baik, maka publik Sumsel sebenarnya tidak perlu ambil pusing dengan kasus perceraian Eddy.
Diketahui, pernikahan kedua Eddy memang dituding tak sah karena tanpa persetujuan istri pertamanya, Srimaya. Eddy kini dalam proses menceraikan Srimaya. Istri pertamanya tak terima dan mengancam mengadukan Eddy atas kasus kekerasan dalam rumah tangga.@arypurwanto
