
LENSAINDONESIA.COM: Indonesian Resources Studies (IRESS) menuding Ketua Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK MIGAS) Rudi Rubiandini, maupun Sekretaris SKK MIGAS, Gde Pradnyana, terkait cadangan tersisa Blok Mahakam, menyampaikan data palsu alias bohong.
“SKK Migas bohong! Yang dikatakan SKK Migas ini kebohongan, kenapa Blok yang masih diatas 8 TCF dibilang cuman 2 TCF?, itu supaya nanti tidak usah diperpanjang alasannya karena tinggal sedikit, itu maksud mereka. Ini kebohongan oleh profesor (Rudi Rubiandini) yang perlu diusut,” ungkap Direktur Eksekutif IRESS, Marwan Batubara kepada LICOM di Jakarta, Rabu (13/02/13).
Baca juga: Waduh, Kementerian ESDM Acuhkan Surat KPK! dan Rugi Sampai Triliunan Rupiah, KPK Didesak Pelototi Penyelundupan BBM
Menurut hemat Marwan, pada prinsipnya pejabat di sektor Migas tersebut ingin memberikan kontrak kepada asing dengan menyebarkan informasi tentang ketidakmampuan Pertamina sebagai perusahaan bangsa sendiri.
Mereka menganggap kalangan yang mendukung Pertamina berniat mengusir Total dan menyatakan cadangan yang tersisa kurang dari 2 tcf. Bahkan, belakangan SKK Migas sempat mengatakan Pertamina akan memperoleh saham sekitar 50% di Mahakam namun tidak otomatis menjadi operator.
Padahal, tambah Marwan, meskipun cadangan Mahakam tinggal 1 tcf pun, tidak akan menjadi masalah jika dikelola oleh Pertamina.
Berdasarkan data IRESS yang dihimpun dari BP Migas, cadangan Blok Mahakam tahun 2010 adalah sebesar 13,7 tcf, dengan laju ekstrakksi gas sekitar 0,6 tcf/th (produksi Mahakam BP Migas 2000 MMSCFD pada 9/2012), maka 2012 cadangan gas tersisa menjadi 12,5 tcf.
Perhitungannya, Jika tingkat ekstraksi dipertahankan pada level 2000 MMSCFD, maka pada awal 2017 cadangan tersisa adalah 10,1 tcf.
Sedangkan berdasarkan data yang disampaikan Gde Pradnyana (Sekretaris SKK Migas), akibat produksi dan pengurasan secara besar-besaran di masa lalu, yang membuat Indonesia menjadi eksportir LNG terbesar di dunia pada tahun 1980-2000.
Kini, sisa cadangan 2P minyak saat ini sebesar 185 juta barel dan cadangan 2P gas sebesar 5,7 TCF. Dan, jika dihitung pada akhir masa kontrak tahun 2017 diperkirakan masih menyisakan cadangan 2P minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 3,8 TCF pada tahun 2017.
“Menanggapi beberapa berita yang terus dihembuskan oleh beberapa pengamat terkait dengan perpanjangan Blok Mahakam maka dirasakan perlu meluruskan data dan fakta yang ada. Jadi informasi yang disampaikan (Pengamat) seolah-olah sisa cadangan gas pada tahun 2017 sebesar 10,1 TCF dan sisa cadangan minyak sebesar 192 juta barel jelas tidak mempunyai dasar,” papar Gde Pradnyana di Jakarta (12/02/13).@Lysistrata
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D47215257.f7ebbbae546fe710db839c25d4870270%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D78617718.f7ebbbae546fe710db839c25d4870270%3B)