Sepanjang 2012, diplomasi telah bekerja menciptakan tatanan pemeliharaan perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik. Menteri Luar Negeri Marty M Natalegawa mengatakannya dalam Pernyataan Pers Tahunan 2013 di Pejambon, Jumat (04/01/13).
Marty menjelaskan, politik luar negeri Indonesia tanpa henti bekerja keras memelihara stabilitas dan keamanan kawasan dari berbagai ancaman. Dicontohkan, Indonesia memproyeksikan peranan sebagai bagian dari solusi potensi konflik Laut China Selatan, sengketa wilayah antar negara lainnya, proliferasi senjata pemusnah massal, dan ancaman lainnya.
“Tidak kalah penting, diplomasi juga telah bekerja dalam bentuk penguatan kapasitas kelembagaan di kawasan,” lanjutnya.
Hal serupa juga dilakukan dalam penguatan norma-norma dan prinsip hubungan baik antar negara. Kesemuanya ditujukan bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik.
Ketika timbul keraguan mengenai kesamaan pandangan ASEAN mengenai Laut China Selatan misalnya, Indonesia bergerak melalui shuttle diplomacy. Selama 36 jam diplomasi dilakukan untuk mengkonsolidasikan posisi ASEAN sesuai six-point principles.
Selanjutnya, diplomasi Indonesia mendorong momentum pelaksanaan secara menyeluruh CoC. Termasuk di dalamnya suatu regional code of conduct melalui disepakatinya elemen-elemen dasar CoC termaksud serta pengajuan suatu draft awal CoC.
Dikatakan Marty, ketika sengketa wilayah di kawasan mencuat, secara terukur dan tepat bentuk Indonesia mendorong terjalinnya komunikasi diplomatik. Komunikasi yang mengedepankan pilihan diplomasi bagi penyelesaian sengketa itu.
Ketika timbul kekhawatiran dan anggapan bahwa kawasan Asia Pasifik dihadapkan pada era persaingan yang dapat mengancam perdamaian dan stabilitas, Indonesia mengedepankan perlunya cara pandang dan paradigma baru yang menepis hal termaksud.
“Suatu pendekatan yang mengedepankan prinsip keamanan, kepentingan dan kemitraan bersama,” jelas Marty.
Suatu tatanan di kawasan, kata Marty, tidak saja mampu mengelola dinamika perubahan, namun justru menyambutnya. Dinamika mesti dipandang sebagai faktor yang dapat dikembangkan demi kepentingan bersama.
Memperhatikan keterkaitan masalah politik, keamanan, ekonomi dan sosial, maka upaya diplomasi Indonesia di kawasan Asia Pasifik bersifat komprehensif menyentuh seluruh bidang. Ini terutama tercermin dalam upaya sepanjang 2012 untuk memastikan kemajuan signifikan dalam pencapaian komunitas ASEAN.@fasmedkemlu