
LENSAINDONESIA.COM: Ketua Komisi III DPR RI Gede Pasek Suardika angkat bicara terkait aksi teror yang akhir-akhir ini kembali marak terjadi. Menurutnya, aksi tembak mati oleh Densus 88 dan menangkap pelaku teror berkali-kali tidak akan menyelesaikan masalah.
Menurut politisi Demokrat itu, pokok permasalahan karena tidak berjalannya program deradikasisasi di tubuh Polri. Padahal program itu sudah dianggarkan oleh DPR. “Berkali-kali menangkap orang, berkali-kali menembak orang, berkali-kali ada bom bunuh diri, ada bom meledak, artinya tidak menyelesaikan masalah,” papar Pasek di Gedung DPR Selasa (4/6).
Baca juga: Polri belum tahu identitas pelaku bom bunuh diri Poso dan Awas! Teroris masih terus berkeliaran, ratusan DPO belum tertangkap
Dia menilai, ancaman terorisme beda dengan kekerasan umum yang estalasinya bisa diukur. Kuncinya bukan menambah aparat TNI atau nambah aparat polisi. “Jadi kuncinya bukan di sana (menambah polisi), program deradikalisi total itu harus dilakukan, secara khusus,” kata pasek.
Lebih lanjut dia menyatakan, Poso menyimpan bara yang tidak pernah padam. “Jadi harus dicari sumber baranya, kalau selalu dengan sistem kekerasan secara agresif apakah itu terselesaikan apa tidak, faktanya tidak,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Senin 3 Juni kemarin, sekitar pukul 08.00 Wita, bertempat di Mapolres Poso terjadi bom bunuh diri yang pelakunya seorang laki-laki tidak dikenal degan menggunakan sepeda motor honda SupraX.@endang
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D15993928.76562e00a4d30dbd021714e6d05b0e97%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D56955682.76562e00a4d30dbd021714e6d05b0e97%3B)