Quantcast
Channel: lensaindonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Demo di KPK, AMAK desak skandal korupsi Persebaya 1927 diusut tuntas

$
0
0

LENSAINDONESIA.COM: Sekitar 50 aktivis Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (AMAK) berunjuk rasa di halaman gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jl. Rasuna Said, Kuningan – Jakarta, Rabu (29/05/2013). Mereka mendesak lembaga anti rasuah itu segera mengusut dugaan penyalahgunaan dana hibah APBD Kota Surabaya tahun 2009 kepada Klub sepakbola PT Persebaya Indonesia (Persebaya 1927) tahun 2009/2010 sebesar Rp 11 miliar.

Dalam aksinya, samabil berorasi, para aktivis AMAK menenteng spanduk panjang bertuliskan “Usut Tuntas Skalndal Persebaya 1927″.

Baca juga: Kasus dugaan penyalahgunaan dana hibah Persebaya Rp 11 miliar di tangan KPK dan PWI gelar forum komunikasi Bonekmania

Ketua AMAK Ponang Adji Handoko memamaparkan, dugaan penyimpangan dana hibah untuk pembinaan bagi atlet pesepakbola amatir yang diselewengkan sebagai kepentingan pembiayaan pelaksanaan kompetisi untuk mengikuti kompetisi sepakbola profesional Indonesia Super League (ISL).

“Kasus ini sebenarnya telah kami laporkan ke KPK sejak 29 April 2009 lalu,” katanya kepada LICOM di KPK.

Ponang menjabarkan, dana Rp 11 miliar yang mengucur ke Persebaya (sekarang bernama Persebaya 1927) tersebut berasal dari dana hibah Pemkot Surabaya kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tahun 2009 sebsar Rp 28.871.672.350 untuk pembinaan 41 Cabang Olahraga (Cabor) dan kegiatan keolahragaan.

Selanjutnya, KONI mengambil dana tersebut Rp 17.318.259.000 dan diberikan kepada pengurus cabang PSSI Kota Surabaya.

“Saat itu Ketua PSSI Kota Surabaya dijabat Ismail Saleh Mukadar. Dia (Saleh) ketika itu juga merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Persebaya dan Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia. Kesimpulan kami, rangkap jabatan ini menjadi titik awal penyalahgunaan anggaran,” ungkapnya.

Sebagai Ketua pengurus Cabang PSSI Surabaya, lanujut Bonang, Saleh Mukadar kemudian mengeluarkan dana hibah tersebut Rp 5.046.805.339 yang digunakan untuk membiayai kebutuhan Persebaya dalam mengukuti Kompetisi ISL.

Penggunaan dana terseburt tercatat dalam Laporan Peranggungjawaban (LPj) PSSI Surabaya dengan rincian, untuk gaji dan bonus pemain Rp 4.873.583.331, Away (pertandingan tandang) Rp 68.521.508, transport Rp 104.700.500 dan pengeluaran tim Persebaya Surabaya U21 Rp 301, 354.709.

Pengeluaran lain yang diduga terkait dengan Persebaya Surabaya ISL dalam kompetisi ISL 2009 diantaranya adalah pengeluaran belanja pemain/pelatih/official yang disebutkan untuk membayar gaji pemain, pelatih dan official selama tahun 2009 sebesar Rp.1.806.593.326, belanja pelaksanaan pertandingan yang dipergunakan untuk biaya penyelenggaraan persiapan dan pelaksanaan pertandingan baik yang diselenggaran di Surabaya maupun diluar Surabaya Rp. 4.435.365.828.

“Jadi total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pertandingan sepak bola yang diikuti oleh Persebaya (Persebaya 1927) ISL tahun 2009 kurang lebih Rp 11 miliar,” kata Ponang.

Menurut Ponang, Persebaya ISL atau Persebaya 1927 yang menaungi pemain dan berlaga dikompetisi profesional sebenarnya tidak berhak menerima dana hibah tersebut. “Dana hibah itu untuk pembinaan pemain amatir. Pengurus Cabang PSSI Surabaya dapat dengan mudah mengucurkan dana untuk Persebaya Surabaya ISL atau Persebaya 1927 karena ada beberapa orang yang merangkap jabatan,” bebernya.

Beberapa orang yang saat itu memegang jabatan rangkap, antara lain, Saleh Ismail Mukadar yang menjadi Ketua Pengusrus Cabang KONI Surabaya merangkap sebagai Ketua Umum Persebaya dan Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia. Sedangkan H. Ismail Bendahara Umum KONI Surabaya juga menjabat Direktur Keuangan PT Persebaya Indonesia. Semantara Cholid Goromah yang kala itu didapuk sebagai Ketua Harian Pengcab PSSI Kota Surabaya merangkap jabatan Ketua Harian Persebaya Surabaya dan Direktur Utama PT Persebaya Indonesia.

Bonang juga membeberkan fakta mengejutkan. Ia menyebut saham PT Persebaya Indonesia juga dikuasai oleh segelintir orang saja. Diantaranya, Saleh Ismail Mukadar seesar 55 persen, Cholid Goromah 25 persen dan Koperasi Surya Abadi Persebaya sebesar 20 persen.@ridwan_licom

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Trending Articles