
LENSAINDONESIA.COM: Baru-baru ini 4 anggota DPR kembali disebut namanya dalam lanjutan sidang kasus korupsi Simulator SIM atas terdakwa Irjen Pol Djoko Susilo. Dalam kesaksian, AKBP Teddy Rusmawan menyatakan bahwa dirinya memberikan 4 bungkus kardus yang berisi uang untuk diserahkan kepada anggota komisi III DPR yakni Bambang Soesatyo, Aziz Syamsuddin, Desmon dan Herman Hery.
Menanggapi penyebutan 4 Legislator Senayan itu, KPK akan coba mendalami kembali hasil dari persidangan kemarin di Tipikor.
Baca juga: eSPeKaPe minta DPR tolak program BLSM bohongi rakyat dan Djoko Susilo bantah seluruh kesaksian Teddy Rusmawan
“Ya, kita ikuti saja perkembangan,” ujar singkat Wakil Ketua KPK, Zulkarnaen di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/05/2013).
Namun demikian, menurut Zulkarnaen, jika memang dari hasil persidangan kemarin sangat perlu dilakukan pemanggilan untuk kembali diperiksa, maka KPK tidak akan sungkan memanggil mereka kembali.
“Kita ikuti saja perkembangan, kalau begitu penting dan mendalam kenapa kita tidak panggil lagi,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Selasa (28/5/2013) siang tadi, saksi AKBP Teddy Rusmawan mengatakan bahwa uang sebanyak empat kardus yang diberikan untuk Badan Anggaran (Banggar) DPR melalui Muhammad Nazaruddin berasal dari kantong pribadi terdakwa Irjen Pol Djoko Susilo dan tidak ada kaitannya dengan dana milik Korlantas Polri.
“Setahu saya, itu uang pribadi,” ujar Teddy ketika bersaksi. Namun, Teddy mengaku tidak tahu dari asal uang milik mantan atasannya di Korlantas Polri tersebut. Mantan ketua panitia pengadaan proyek Simulator tahun 2011 ini, hanya mengatakan bahwa dari proyek Simulator tahun 2011 ada aliran dana ke Djoko Susilo sebesar Rp 21 miliar.
Sebelumnya, bahkan Teddy mengatakan bahwa Banggar DPR menerima jatah uang sebanyak empat kardus dari proyek pengadaan driving simulator tahun 2010 di Korlantas Mabes Polri. Teddy mengaku diperintahkan Kakorlantas Irjen Pol Djoko Susilo untuk menyerahkan uang sebanyak empat kardus kepada koordinator Banggar, yaitu Muhammad Nazaruddin.
“Ada empat kardus untuk kelompok Banggar. Dikumpulkan di Nazaruddin. Katanya, koordinatornya Nazaruddin,” tegas Teddy.
Menurut dia, uang di dalam empat kardus yang tidak diketahui jumlahnya tersebut diberikan karena Nazaruddin menagih jatah untuk proyek pengadaan simulator tahun 2010. Selain Nazaruddin, Teddy mengatakan bahwa dalam pertemuan di restoran bernama Basara juga dihadiri beberapa anggota dewan lainnya. Yaitu, Wakil Ketua Komisi III fraksi Golkar, Aziz Syamsuddin, anggota komisi III dari fraksi Golkar, Bambang Soesatyo, anggota komisi III dari fraksi PDI-P Herman Herri, dan anggota komisi III dari fraksi Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa.
“Tetapi yang hadir bukan Nazaruddin saja. Saat di Basara ada Nazaruddin, Bambang Soesatyo, Desmon Mahesa, Herman Herri dan Aziz Syamsuddin,” ujar Teddy.
Untuk diketahui juga, sebelumnya pernah santer diberitakan adanya pertemuan di restoran King di kawasan Bisnis Sudirman tahun 2010 yang dihadiri Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Djoko Susilo, Teddy Rusmawan dan Budi Susanto dari PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA).
Selain itu, ada juga pertemuan di Hotel Dharmawangsa yang dihadiri Djoko Susilo, Teddy, Nazaruddin, Anas, Saan Mustofa, Benny K Harman, dan I Gede Pasek Suardika. Sementara itu, diduga ada aliran dana dari proyek simulator ke beberapa anggota DPR, yaitu Bambang Soesatyo, Aziz Syamsuddin, Herman Herri, dan Benny K Harman sebesar Rp 4 miliar. Uang tersebut diduga diberikan oleh Bendahara Korlantas, Kompol Legimo. @yuanto
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D40555623.9cd293eda4641f5b6316e3778e90a5c2%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D48372803.9cd293eda4641f5b6316e3778e90a5c2%3B)