Quantcast
Channel: lensaindonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Gerindra anggap pemerintah gagal wujudkan kedaulatan pangan

$
0
0

LENSAINDONESIA.COM: Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menilai pemerintah saat ini telah gagal dalam kedaulatan pangan. Hal ini terlihat jelas dari membanjirnya bahan pangan impor hasil pertanian.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Fadli Zon, yang menyatakan bahwa pemerintah tidak serius dalam mengembangkan sektor basis pertanian sebagai negara agraris. “Seharusnya tak perlu impor kalau strategi produksi dan pasca produksi jelas. Impor menunjukkan kegagalan dalam kedaulatan pangan,” ujar Fadli kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/5/2013).

Baca juga: Gerindra anggap Jokowi bukan rival utama Prabowo dalam Pilpres 2014 dan Fadli Zon: Masyarakat perlu tahu fakta sejarah tragedi 98

Ketidakseriusan pemerintah itu nampak terlihat dengan carut-marutnya sistem pengaturan dari hulu hingga hilir. Dalam hal ini khususnya Kementerian Pertanian yang membawahi Departemen Pertanian seharusnya dapat bekerjasama di lapangan dengan sinergis, karena yang paling dirugikan sebenarnya adalah petani dan juga rakyat. ”Ada integrasi dan koordinasi dari semua kepentingan produksi seperti pupuk, benih, obat-obatan, irigasi, lahan dan modal,” terangnya.

Fadli Zon menambahkan, pemerintah semestinya berperan aktif dalam menjamin stabilitas harga, sehingga kendali harga tidak dimonopoli oleh tengkulak ataupun kapitalis. “Ada jaminan harga yang baik bagi petani dan insentif yang memadai. Pasca produksi misalnya penggilingan, processing dan lainnya,” jelasnya.

Fadli juga menerangkan, bahwa kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk mewujudkan swasembada pangan. Data yang dihimpun oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dimana Prabowo Subianto sebagai Ketua Umumnya menyebutkan harus ada perluasan lahan pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. ”Luas lahan dari data yang kita akui adalah luas panen sekitar 13 juta ha. Namun lahannya sendiri sekitar 7-8 juta ha. Sangat kurang. Perlu cetak sawah baru agar produksi meningkat,” jelasnya.

Saat ditanya apakah dengan luas lahan sangat mempengaruhi dari stabilitas harga dan stock pangan nasional, Fadli menjawab pesimis. “Tergantung produksi dan pasca produksi,” pungkasnya. @yuanto

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Trending Articles