Quantcast
Channel: lensaindonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Wow, ternyata di Surabaya ada rumah joglo berusia 183 tahun

$
0
0

LENSAINDONESIA.COM: Tahukah anda tentang  rumah joglo? Ya rumah adat Jawa yang memiliki ciri khas atapnya berbentuk segi empat yang menjulang keatas dan semakin menyepit dibagian ujungnya.

Bangunan model ini masih banyak dijumpai pada kantor-kantor keluahan di seluruh Jawa. Utamanya di daerah kabupaten. Di kota- kota besar sudah jarang. Apalagi kota besar seperti Surabaya.

Baca juga: Belasan warga Jepang berkebaya batik kunjungi rumah joglo di Surabaya dan Boleh Dicoba, Rumah Kayu Tegal Alang Tahan Gempa

Namun bukan berarti Surabaya tak punya rumah karya arsitektur nenek moyang kita itu, salah satunya adalah rumah joglo Ashar Imron yang berlokasi di Jl Keputih Perintis IV Surabaya.

Tak hanya mempertahankan joglo dalam bentuk atapnya saja yang terawat hingga sekarang, tetapi seluruh bangunan rumah ini asli berumur ratusan tahun. Rumah ini terbuat dari kayu 100 persen. Yang menambah keunikannya adalah dindingnya penuh dengan ornamen ukir yang mempesona.

Rumah ini aslinya dibangun oleh kakek buyut Ashar sekitar tahun 1830-an, jadi usianya sekitar 180 tahunan. Bangunan ini menjadi lebih spesial karena usia kayu, sebagai bahan bangunan, diambil dari pohon yang cukup tua. Karenanya bisa bertahan dari terpaan cuaca dan terhindar dari kelapukan tanpa proses pengawetan.

Rumah Joglo Ukir ini dibangun secara tradisional dan seluruh pengerjaannya menggunakan cara manual dengan alat-alat yang sangat sederhana pula. Semua bagian pada rumah ini bisa dipasang dan dilepas, layaknya mainan anak-anak Lego yang terkenal itu.

Ashar juga menjelaskan rumah yang saat ini ia huni sebenarnya berasal dari desanya, kurang lebih sekitar 250 km dari Surabaya. “Jadi ini dulunya dari desa, saya boyong kesisni, saya pertahankan bentuk aslinya. paling ya ada penambahan sedikit-sedikit saja pada ornamen” terangnya pada lensaindonesia.com, di kediamannya.

Bentuk rumah Joglo seperti ini, merefleksikan perjalanan sistem kepercayaan dan keyakinan masyarakat Jawa yang pada waktu itu didominasi oleh budaya Hindu dan Budha. Namun ukiran pada dinding rumah ini yang cenderung merefleksikan budaya Islam.@dony.

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Trending Articles