Excelso ajak Miss Coffee International cicipi kopi khas Indonesia

LENSAINDONESIA.COM: Menyambut kehadiran Miss Coffee International ke Indonesia, Excelso sebagai waralaba coffee lokal terbesar di tanah air, mengajak Miss Coffee International dan Miss Coffee Indonesia untuk mencicipi kopi-kopi terbaik khas Indonesia yakni kopi Sumatera Mandailing, kopi Jawa, kopi Toraja, dan kopi Luwak.

Daniel H. Ishak, Direktur Excelso mengatakan, pihaknya sangat senang dengan kehadiran Catherine Ramirez selaku Miss Coffee International. Ia berharap kedatangannya akan menjadikan kopi khas Indonesia dikenal internasional. Ini sejalan dengan komitmen Excelso yang menaruh perhatian besar pada perkembangan kopi dan tren kopi di Indonesia.

Baca juga: Luwak White Koffie Diduga Mengandung Lemak Babi dan Tropical Winter Pancake, Sajian Penutup yang Bikin 'Ngiler'

“Kami sangat senang dapat menjamu Catherine Ramirez, selaku Miss Coffee International. Dari awal, yaitu lebih dari 20 tahun yang lalu, kami membuka outlet Excelso pertama di Plaza Indonesia dengan tujuan untuk mengenalkan gaya hidup minum kopi. Kami juga ingin masyarakat Indonesia memahami bagaimana kopi berkualitas itu,” ujar Daniel kepada LICOM di Plaza Indonesia, Jakarta.

Daniel mengklaim pihaknya membudidayakan kopi Toraja dan kopi Luwak di perkebunan sendiri di Rante Karua, Toraja, Sulawesi Selatan. “Kopi Toraja dan kopi Luwak memiliki banyak penggemar dan merupakan salah satu signature kami di Excelso,” kata Daniel

PT Excelso Multi Rasa (Excelso) ini sendiri berdiri sejak tahun 1991 dan merupakan anak perusahaan dari Kapal Api Global. Excelso bergerak di bisnis kafe serta pemasaran biji kopi ke hotel, restoran, dan kafe.

Saat ini waralaba kopi lokal pertama di Indonesia ini memiliki lebih kurang 101 gerai yang tersebar di Jakarta, Karawang, Tangerang, Cirebon, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Semarang, Magelang, Kudus, Solo, Surabaya, Malang, Bali, Makassar, Manado, Balikpapan, Banjarmasin, Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Jayapura, Samarinda, Pontianak ,Ternate,Kendari, Palu dan Ambon.

Pada kesempatan itu, Catherine Ramirez, yang didampingi Miss Coffee Indonesia 2012 Bianca Beatrice, juga melakukan cupping test terhadap kopi Sumatra Mandailing, Java, Kalosi Toraja dan Luwak di coffee shop Excelso Plaza Indonesia, Kamis 16 Mei. Cupping test sendiri tidak menggunakan tambahan apapun selain bubuk kopi di seduh air panas.

Cupping test dimulai dengan kopi Sumatra Mandailing. Karakteristik kopi ini fullbody (kental), memiliki aroma coklat, terasa manis dari kopinya sendiri, medium acidity (keasaman sedang), after taste terasa lebih enak.

Untuk kopi Java, karakteristik kopi ini yaitu pada proses fragrance, aromanya lebih manis dibanding kopi Mandailing. Setelah diseduh kopi ini memang terasa lebih manis dan beraroma herbal. Kopi Java memiliki keasaman yang rendah, medium body (tidak begitu kental).

Untuk kopi yang ketiga berasal dari perkebunan kopi milik Kapal Api, produsen kopi untuk Excelso di Rante Karua, Toraja yakni kopi Kalosi Toraja. Karakteristik untuk kopi toraja yaitu memiliki aroma yang lebih intens dibandingkan kopi yang diseruput sebelumnya. Kopi toraja memiliki aroma yang sangat wangi, fruity, nutty dan memiliki medium acidity dan medium body.

“Tidak begitu kuat dan tidak begitu rendah, jadi aman jika ingin mengonsumsi kopi namun tidak tahan dengan keasaman,” kata Catherine di sela cupping test.

Terakhir, yakni kopi eksotik Indonesia, yaitu kopi luwak. Kopi ini juga ditanam di perkebunan kopi sendiri. Seperti diketahui kopi luwak termasuk kopi termahal di dunia karena biji terbaik didapat dari proses pencernaan di dalam tubuh hewan luwak.

Proses penyeduhannya juga berbeda di antara ketiga kopi yang diuji. Kopi luwak diseduh menggunakan coffee syphon. Hasilnya, kopi lebih wangi dan lembut serta ramah dilambung.

“Kopi luwak prosesnya sangat unik, saya mendapatkan pengalaman baru, pertama kali saya minum kopi luwak yang diseduh menggunakan syphon brew, hasilnya lebih soft dan low acid,” kata Catherine usai menyeruput kopi luwak.

Catherine mengaku belum pernah melihat kopi luwak diseduh dengan coffee syphon sebelumnya. Bahkan, Catherine berharap bisa membawa alat ini pulang ke negaranya di Dominika.@rudi