AS berlakukan sistem otomatis pemeriksaan visa pelajar

LENSAINDONESIA.COM: Setelah peristiwa tragis di Boston, AS kini memberlakukan sistem otomatis pemeriksaan visa pelajar. Kegunaannya, sistem tersebut bisa menutup kesenjangan visa pelajar yang selama ini memungkinkan banyak orang untuk memasuki negara itu bahkan setelah mereka tak lagi berstatus siswa.

“Saya pikir pada akhir bulan, tentu, kami mungkin akan memiliki solusi teknologi untuk isu ini,” kata Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano dalam sebuah forum pelayanan publik di Washington, Selasa (7/5/2013), seperti dikutip Politico, sebuah surat kabar Washington berpengaruh.

Napolitano membenarkan laporan pekan lalu bahwa, para pejabat Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan memeriksa secara “manual” para siswa asing di AS. Para pejabat itu berusaha memastikan visa pelajar yang dikeluarkan deplu masih berlaku.

“Salah satu hal yang kita lakukan sekarang adalah memeriksa secara manual informasi visa pelajar terbaru karena … selalu ada perubahan sepanjang waktu, tambahan waktu untuk siswa, mahasiswa drop, dll, dengan informasi kebiasaan, yang diadakan di tempat yang berbeda. Kmi saat ini melakukannya secara manual, “katanya.

Azamat Tazhayakov (20) dicurigai menutup-nutupi keberadaan tersangka pemboman Boston Dzhokhar Tsarnaev. Azamat dilaporkan memasuki AS melalui Bandara JFK di New York pada 20 Januari meskipun visanya gugur setelah University of Massachusetts Dartmouth mendepaknya dari daftar calon siswa pada 4 Januari.

Pekan lalu, Tazhayakov didakwa dengan konspirasi untuk menghancurkan bukti pemboman Marathon Boston. Dia ditahan tanpa jaminan. Namun Napolitano, menurut Politico, tidak menjelaskan mengapa sistem visa pelajar diakui masih memiliki kesenjangan, justru ia mengatakan perlu menyesuaikan sistem setelah ada setiap serangan teroris atau percobaan serangan. (rez)