Quantcast
Channel: lensaindonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Bayi miskin butuh donatur untuk operasi tumor kepala

$
0
0

LENSAINDONESIA.COM: Anggapan orang susah dilarang sakit nampaknya bukan hanya idiom yang selama ini akrab di telinga masyarakat. Terbukti, keterbatasan dana membuat pasangan keluarga tak mampu, Suwondo (21) dan Sunarsih (21) mengalami nasib memilukan. Pria yang sehari-hari sebagai pekerja sampah (petugas kebersihan) RT dan RW di kawasan Menur dengan hidup serba kekurangan, kini harus menanggung beban rencana operasi anak bungsunya yang diperkirakan lebih dari Rp 15 juta.

Tentu saja, beban biaya besar itu tak sanggup ditanggung keluarga miskin ini. Keluarga yang menempati satu bilik kos milik Soleh di Jl Jangkungan I C ini terbebani dengan kelainan yang dibawa anak bungsunya, Muhammad Hanif, sejak lahir. Sebuah benjolan besar yang nyaris menyerupai kepala bayi tumbuh di bagian kepala belakang sebelah kanannya.

Baca juga: TKPKD Keta Kediri: Terjadi tumpang tindih penanganan kemiskinan dan Jika si Kecil Selalu Bahagia, Saat Dewasa akan Memiliki Jantung yang Sehat

Benjolan yang jika dipegang sangat lembek itu, diduga adalah tumor. Saking besarnya benjolan itu sehingga menyulitkan Hanif setiap hari. Hanif hanya bisa menangis saat terbangun dari tidurnya. Diberi susu botol juga susah. Kadang susu instan yang dibuat sebanyak 60 cc, hanya habis sedikit. Hanif lebih banyak menangis karena diduga menahan rasa nyeri di tubuhnya.

Oleh bidan yang menanganinya, Hanif hanya disarankan minum obat anti nyeri saja. Hanif hanya ditempatkan di kasur busa tanpa ranjang di dalam ruangan kos ukuran 3×4 meter. Sehari-hari, bungsu dari tiga bersaudara itu dirawat ibunya. Sebab, pagi hari Suwondo harus bekerja membersihkan sampah warga. Sementara kakaknya yang berusia 3 tahun dan satu tahun, harus dititipkan ke keluarganya.

Rencananya, Hanif yang dilahirkan melalui operasi caesar di rumah bersalin Siti Aminah (Aisyah) Semolowaru, akan diberi surat rujukan ke RSU dr Soetomo oleh bidan yang menanganinya. Namun itu masih belum pasti. Sebab, pemeriksaannya akan dilakukan Sabtu (4/5/2013), berbarengan saat Hanif diimunisasi.

“Hanif lahir saat usia kandungan saya delapan bulan atau jalan sembilan bulan. Bobotnya mencapai 2,3 Kg dengan panjang 43 cm. Sebelum melahirkan, saya sempat diminta dokternya untuk sabar jika saat lahir nyawa Hanif tak tertolong. Sebab, saat diperiksa bidan pas usia kandungan saya masih lima bulan, Hanif diperkirakan tak memiliki tempurung kepala. Namun setelah di USG, barulah diketahui ada kelainan berupa benjolan di kepalanya. Bahkan sebelumnya, anak saya sempat diprediksi kembar,” cerita Sunarsih ditemui di tempat kos-nya yang bertarif Rp 400 ribu per bulan.

Karena diprediksi tak memiliki tempurung kepala, maka saat kehamilannya, Sunarsih pun disarankan untuk rutin minum cairan kalsium (calsium d-redoxon) agar bisa mengatasi masalah tersebut. Namun Tuhan Yang Maha Esa berkehendak lain, keluarga itu pun diberi cobaan.

“Kami untuk mengusahakan biaya operasi, jelas kesulitan. Kami sangat mengharapkan uluran tangan para dermawan. Kami sangat berterima kasih jika ada yang peduli terhadap keluarga kami,” ujar Sunarsih berlinang air mata merasakan penderitaan anaknya. @iwan_christiono

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Trending Articles