
LENSAINDONESIA.COM: Di tengah padatnya barisan buruh melakukan aksi di Hari Buruh Internasional (May Day), sekelompok waria dari Forum Komunikasi Waria Se Indonesia melakukan karnaval. Mereka menuntut adanya persamaan pekerjaan di kalangan lesbi, gay, biseksual, dan transseksual (LGBT).
“Kami mendorong dan memperhatikan orang minoritas, makanya harus mengupayakan teman-teman harus mendapatkan pekerjaan,” ujar perwakilan waria, Mami Yuli Ambon, di Bunderan HI Jakarta, Rabu (1/5/13).
Baca juga: May Day, puluhan ribu buruh `tumplek blek` di Gedung Grahadi dan May Day momentum satukan pandangan buruh soal UU BPJS
Menurut Yuli, pemerintah harus memberikan pemberdayaan terhadap kelompok minoritas. Sebab, kelompok LGBT tidak diberikan pekerjaan yang layak. “Sebaiknya pemerintah berikan pekerjaan bagi kami, karena kami sulit mendapatkan kerja ” tegasnya.
Dirinya mengakui keseharian kelompok minoritas tidak mendapatkan akses yang sama dengan orang biasa. Banyak kantor yang menolak memberikan pekerjaan diakibatkan perbedaan minat seksualitas. Saat ini, anggota FKWI bekerja di sektor informal yaitu tata rias, tata busana dan pekerja sosial. @priokustiadi
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D29001788.0aa20c622b5fdf5894d62a7b73cde2f1%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D32413193.0aa20c622b5fdf5894d62a7b73cde2f1%3B)