
LENSAINDONESIA.COM: Ibu dua tersangka bomber (pelaku peledakan) di Boston, Zubeidat Tsarnaeva, sebenarnya sudah lama berada dalam daftar pengawasan pihak berwenang di AS. Zubeidat Tsarnaeva termasuk dalam daftar Data Identitas Lingkungan Teroris(Terrorist Identities Datamart Environment/TIDE), sebuah database federal yang dikumpulkan pada tahun 2011 atas permintaan badan intelijen AS, lapor The Associated Press (AP), Jumat (26/4/2013).
Ibu dari dua tersangka bomber Boston Marathon sudah masuk ke dalam database terorisme pemerintah AS lebih dari satu tahun sebelum serangan pekan lalu, dan dia diduga telah membantu meradikalisasi setidaknya salah satu anaknya, ungkap pejabat AS.
Baca juga: AS ajak Jepang tingkatkan kerjasama pertahanan dan Abang Sam mulai bangun komunikasi dengan Maduro
Tsarnaeva ditambahkan ke database, dan dua tahun lalu terdapat sekitar 750.000 nama yang juga masuk. Penambahan itu dilakukan CIA setelah Rusia mengatakan Zubeidat dan anaknya, Tamerlan, telah menjadi militan agama.
Pihak berwenang AS kemudian mencermati kembali isi database itu sesudah terjadi peristiwa tragis di Boston. Semestinya, ungkap media AS, pihak berwenang melakukan pengecekan ulang secara berkala kepada sejumlah sosok yang potensial menjadi teroris. Seseorang dapat dihapus dari database jika kemudian ditentukan bahwa mereka tidak lagi memenuhi kriteria inklusi.
Tamerlan Tsarnaev, 26, yang tewas dalam baku tembak lawan polisi di pinggiran Watertown, Boston, pekan lalu, juga berada dalam database. Anggota legislatif AS, Dutch Ruppersberger, dalam wawancara dengan jejaring televisi Fox menyatakan pihaknya masih akan melihat apakah Zubeidat termasuk ikut meradikalisasi putranya.
Tsarnaeva, warga negara AS naturalisasi, pindah kembali ke wilayah Rusia yang sedang bergolak Dagestan beberapa tahun lalu. Namun, dia dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke wilayah Boston minggu ini untuk melihat anaknya masih hidup dan berbicara dengan penyelidik kasus bom maraton, tapi dia membatalkan perjalanannya di menit terakhir.
Tsarnaeva menyebut tuduhan terorisme terhadap dirinya dan anak-anaknya “kebohongan dan kemunafikan,” kata AP.
“Aku muak dan lelah semua ini omong kosong bahwa mereka membuat sekitar saya dan anak-anak saya, seperti teroris. Orang-orang yang tahu tentang saya sebagai orang biasa, dan aku belum pernah terlibat dalam setiap niat kriminal, terutama yang terhubung ke terorisme,” kilah dia. (rez)
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D94074143.9414e9e7d7a2d94ec8dab0533d0377c1%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D51828253.9414e9e7d7a2d94ec8dab0533d0377c1%3B)