Clik here to view.

LENSAINDONESIA.COM: Bentrok massal antara warga Sumurber, Kecamatan Panceng Gresik, Jawa Timur dengan kelompok pendemo yang digerakkan oleh Musa Cs yang menghendaki Kepala Desa (Kades) Sumurber Achmad Syafe’ Las, lengser nyaris terjadi.
Beruntung aksi masa tersebut berhasil dicegah. Pasalnya Kapolres Gresik AKBP Achmad Ibrahim dan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto meminta kepada Mohammad Nasihan salah satu keluarga Achmad Syafe’ untuk mencegah ribuan massa yang hendak mengusir kelompok Musa Cs yang sudah dua bulan lebih menduduki kantor desa setempat.
Baca juga: Perangkat desa dan BPD Sumurber dipaksa tanda tangan pelengseran Kades dan Edan! kelompok Musa masih dibiarkan kuasai Desa Sumurber Gresik
“Kapolres dan bupati tadi malam menghubungi saya memohon agar aksi massa yang hendak melakukan pengusiran para pendemo yang menduduki kantor desa dicegah, agar tidak terjadi bentrok antar warga. Sebenarnya ada perlawanan dari kelompok kades ini bukan keinginan kita, tetapi karena keadaan yang memaksakan,” uangkap Monas (panggilan Mohammad Nasihan) saat menghubungi Licom melalui ponselnya, Sabtu (20/04/2013)
Ditambahkan mantan Calon Bupati (cabup) Gresik 2010 ini, koordinasi antara dirinya dengan kapolres dan bupati untuk mencegah aksi demo tandingan itu berlanjut hingga tadi pagi melalui sms.
“Demi Gresik yang terbaik, dan saya menghormati beliau-beliau (kapolres dan bupati). Semoga saya bisa menjawab pertanyaan para pendukung kades kenapa Musa Cs itu tanpa pemberitahuan, tanpa secuil suratpun memblokir kantor desa sampai pemerintahan desa mandek dibiarkan oleh polisi dan pemkahg Gresik,” ungkap pria yang berprofesi sebagai lowyer di Jakarta ini.
Ia mengaku akan mengikuti cara kapolres dan bupati untuk segera bertindak adil menyelesaikan konflik yang tak kunjung reda ini, agar segera ada kepastian hukum. Hukum dijunjung setinggi-tingginya, bukan untuk diplintir-plintir agar lepas tanggungjawab sehingga tidak ada kepstian hukum. Jika tidak Sumurber akan jadi contoh buruk di Indonesia karena diberlakukan hukum rimba karena pembiaran dari aparat.
“Dan saya ingin sekali mempunyai jawaban dari kapolres dan bupati jika sewaktu-waktu ditanya oleh pendukung kades. Mengapa pendemo yang melumpuhkan jalanya pemerintahan tanpa memiliki dasar hukum untuk melengserkan kades dibiarkan. Sedangkan pendukung kades yang mengikuti cara-cara hukum yang berlaku di cegah mati-matian,” tuturnya dengan bahasa sindirian.
Pria yang kini bermukim di Jakarta itu akan menunggu niat baik dan adil oleh kapolres dan bupati, karena menurutnya dua anggota forum muspida ini sendiri yang berjanji akan segera menuntaskan masalah ini. Dengan harapan pemerintahan desa berjalan normal dan warga yang tidak tahu apa-apa berhenti mendapat intimidasi dari kelompok pendemo yang konon didanai oleh salah seorang warga Sumurber yang kini telah menjadi warga negara Malaysia.
“Bupati bilang ke saya, masak saya ngladeni Musa, katanya eman saya. Tetapi orang-orang ini yang menjadi penyebab pelayanan pemerintahan mandek dibiarkan saja oleh bupati dan kapolres,” katanya.
Pantauan dilapangan, pagi tadi kondisi Sumurber cukup menegangkan. Sebab pendukung dari kades sudah berkumpul serta didukung oleh aksi solidaritas dari sejumlah elemen masyarakat.
“Kami ini tergugah, karena polisi dan bupati tidak tegas. Kesanya dibiarkan kondisi di Sumurber mencekam. Padahal tidak sulit untuk menuntaskan kasus ini dengan tanpa konflik. Yang pasti kami diperintahkan tarik massa, tetapi jika minggu depan tidak juga pemerintahan desa mandek karena diduduki, kita akan menggunakan cara kita sendiri,” ungkap Jefri koordinator demo yang menolak pendudukan kantor desa karena merugikan masyatakat.
Sementara itu, Kapolres Gresik AKBP Achmad Ibrahim di konfirmasi melalui ponselnya mengaku sedang istirahat, sehingga belum bisa memberikan penjelasan terkait konflik Desa Sumurber yang hingga saat ini masih belum tuntas.
Kapolsek Panceng AKP Hasyim Asy’ari menegaskan, hingga saat ini balai desa tetap diduki Musa Cs, namun dalam keadaan aman tidak ada yangf dikhawatirkan meski dirinya tidak menjamin pmerintahan yang telah mandek selama hampir tiga bulan itu bisa normal kembali. “Kondisi aman dan terkendali, tetapi kantor desa tetap diduki kelompok pendemo,” jelasnya.@masduki mohammad
Image may be NSFW.Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D34728695.55e9a5332b729961646d6ec5c43f210d%3B)
Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D56541239.55e9a5332b729961646d6ec5c43f210d%3B)