
LENSAINDONESIA.COM: Peristiwa tertundanya Ujian Nasional (UN) di beberapa wilayah yang menghebohkan dunia pendidikan, ternyata masih terus mengundang reaksi keras berbagai pihak.
Wakil rakyat di DPR RI Komisi X mengganggap, sebagai bencana pendidikan. Bahkan, bukti kinerja pendidikan yang dikendalikan Menteri M Nuh sangat ‘lebay’. Sebab, ini kegiatan rutin di Kemendikbud.
Baca juga: Alasan Menteri Nuh tidak masuk akal dan berbau asbun dan Kisruh pengumpulan hasil UNAS tingkat SMTA di ITS Surabaya
“Harusnya semakin tahun, semakin ke sini, semakin minimalis kelemahannya dan kesalahannya. Semakin terbukti bahwa UN itu tak semakin efektif mengukur orang, mengukur kinerja pendidikan ternyata kayak gini,” tegas Dedi Gumelar yang akrab dipanggil Miing ini di Jakarta, Kamis (18/04/2013). Artinya, ironis menangani pekerjaan rutin, tapi tidak ‘becus’.
Lebih lanjut, politikus Partai PDIP ini menilai, walaupun entry point penyebabnya adalah percetakan, tapi jangan-jangan ini menjadi puncak gunung es, ternyata benar.
“Ternyata dari entry point pintu masuk dari persoalan sebenarnya. Kan terkuak banyak hal bahwa tekanan tehadap guru oleh kepala sekolah, kepala dinas kepada kepala sekolah, bagaimana memenangkan UN lebih banyak yang lulus. Walaupun tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Pasti akan berbeda hasilnya,” tandasnya lagi.
Menanggapi dampak psikologis yang dialami siswa, Miing mempertegas, “Dari penundaan ini, dari kejadian ini berdampak secara langsung terhadap psikologis anak. Anak-anak di ujung kesiapan, tiba-tiba diundurkan. Dengan pemberitaan hiruk pikuk semacam ini, anak-anak menjadi tercekam,” tuturnya, kecewa dan prihatin. @endang
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D88580973.46ce84ac04bf90b04b3f22fa0654e992%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D22503282.46ce84ac04bf90b04b3f22fa0654e992%3B)