
BANGLIKODAK : Trilogi terakhir dari Opera Jawa : Selendang Merah ini kembali tampil di Teater Mini Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada 13-14 april, Pementasan ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya suskses dipentaskan di Teater Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Bercerita tentang keadaan dunia yang serba jungkir balik, ‘Opera Jawa : Selendang merah’ disimbolkan dengan seorang Raja yang lupa diri hingga menyerupai seekor binatang dan Hanoman (kera) yang menjadi korban dari kebengisan sang raja kemudian berubah menjadi manusiawi akibat belas kasihan istri sang Raja hingga kemudian mereka menjalin percintaan yang intim. Pertunjukan menjadi menarik karena menggabungan musik serta tari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Garin Nugroho sutradara dari pertunjukkan tersebut berharap penggabungan tersebut menjadikan Opera Jawa : Selendang merah ini menjadi ensiklopedia kecil komposisi karawitan, tembang dan koreografi Jawa Tengah hingga Jawa Timur serta beragam unsur kecil budaya indonesia lainnya.@anksrachman
















%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D33345997.17b47cfb6522346a55aa5a62243b4d18%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D31921576.17b47cfb6522346a55aa5a62243b4d18%3B)