
LENSAINDONESIA.COM: Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) menilai pemerintahan SBY-Boediono tidak punya harapan lagi. Pasalnya, pemerintahan mereka tidak bisa merespons harapan rakyat.
“Revolusi adalah perubahan secara cepat, bukan berdarah-darah. Karena itu SBY harus respons. Kalau tidak respons dengan pancatura (lima tuntutan rakyat), maka menilai pemerintahan SBY-Boediono tidak punya political wil, good wil, tidak punya harapan. Apalagi harapan kita sebagai warga negara,” kata Anggota Presidium Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Rasman Arif di depan kantor LBH Jakarta, Senin (25/03/2013).
Baca juga: Bentok TNI-Polri, Cermin Gagalnya Dua Pemimpin Institusi dan Kunjungan SBY ke Gunung Slamet untuk Misi Spiritual?
Rasman mengatakan, SBY seringkali turun tangan menyangkut urusan kekuasaannya. Akan tetapi, menyangkut kepentingan rakyat, SBY sangat lamban merespons.
“SBY terlalu sering turun tangan, asal menyangkut kepentingan kekuasaannya. Tapi menyangkut kepentingan rakyat, lama sekali,” tegas Rasman.
SBY sering sigap dengan persoalan internal partainya. Ketimbang melihat kepentingan masyarakat umum demi kesejahteraan. Pasalnya, Partai Demokrat sudah digerogoti dengan penyakit korupsi.
“Apalagi ada masalah di Demokrat. Memanggil petinggi Demokrat, lalu teken pakta integritas. Siapa yang tersangka, langsung berhenti,” pungkasnya.@yuanto
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D85941360.82c7a050032956ad219f98eeeb242e7b%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D80817745.82c7a050032956ad219f98eeeb242e7b%3B)