Quantcast
Channel: lensaindonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Keluarga 6 Pramuka Tenggelam di Pacitan Masih Shock

$
0
0

LENSAINDONESIA.COM: Tewasnya lima orang siswa SMP Negeri 1 Kebonagung, Kabupaten Pacitan akibat tenggelam saat mengikuti kegiatan pramuka di Sungai Purwoasri, Minggu (17/03/2013) kemarin menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Lima pelajar bernasib nahas tersebut adalah afri Dwi, Rico Adi Santoso, Reza Anangga Khairul Jodi Erlangga dan Dian Wahyu Budianto.

Baca juga: Menolong Peserta Kemah, Kakak Pembina Pramuka TewasTenggelam dan Lima Siswa SMP di Pacitan Tewas Tenggelam

Selain lima pramkuka itu, Sutrisno, seorang Kakak Pembina Pramuka juga meninggal saat berusaha menolong anak didiknya hanyut ditelan air sungai.

Situasi rumah duka masih cukup ramai. Sayup-sayup terdengar suara isak tangis dan jeritan.

“Anakku!! Rico!! Rico!!” Suara Mariatun, Ibunda Rico Adi Santoso, salah satu korban tewas tenggelam menambah pilu suasana.

“Sehari sebelum Rico pergi, dia bilang ke saya. Bu, di SMP 1 Kebonagung ada panggung besar. Bagus. Seperti mau ada pesta,” kata Mariatun sembari terisak. Dia ingat benar, saat membangunkan Rico minggu pagi.

“Rico kelihatan lelah sekali. Sebab, semalam ada latihan bela diri,” imbuhnya. Pagi itu, katanya males masuk pramuka. “Kalinya (sungainya, red) banjir. Gitu katanya,” tuturnya.

Mariatun menambahkan, setelah itu Rico kembali tidur. “Selang 5 menit kemudian, temannya datang mengajak Rico berangkat sekolah. Karena ada temannya ke rumah akhirnya Rico dibangunkan ayahnya,” terusnya. Itulah kali terakhir Mariatun bisa melihat buah hati yang disayanginya.”Sudah seminggu ini perasaan saya tidak enak,” tandasnya.

Rico adalah korban pertama yang berhasil ditemukan. Menurut penuturan Mariatun, saat ditemukan, tidak ada luka di tubuh korban. Detak jantung korban pun masih berdenyut. Namun, Rico tewas saat dilarikan ke rumah sakit.

Paeman, kakek dari Reza Anangga Khairul Utama, korban yang lain menuturkan hal serupa. “Sebelum berangkat sekolah, kelakuan Reza memang berbeda,” tuturnya.

Diceritakannya, sebelum berangkat sekolah, korban berkata pada sang kakek. “Mbah, aku minta bekal nasi ya,” katanya menirukan ucapan Reza. Kemudian Paeman bertanya, untuk apa? Biasanya kan tidak membawa bekal? Saat itu korban menjawab, “Iyaa mbah, nanti ada kegiatan pramuka.”

Selama ini, Reza dikenal sebagai anak yang rajin dan baik hati. Setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk merantau ke Palembang, dia tinggal bersama kakek neneknya.

Sementara itu, kondisi kejiwaan orang tua Dian Wahyu Budianto, korban tewas lainnya masih sangat buruk. Sri Astuti, sang ibu hanya mampu terbaring di ranjang. Menangis dan berteriak-teriak mencari anaknya. “Maklum, Wahyu itu anak mereka satu-satunya,” terang kakek korban, Miselan.

Sebelum berangkat pramuka, sebenarnya. Sri sudah mengingatkan anaknya untuk tidak berangkat sekolah. “Waktu itu ibu nya punya firasat buruk,” terusnya. Namun, Wahyu bersikeras berangkat sekolah.@rachma

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Trending Articles