
LENSAINDONESIA.COM: Pengungkapan skandal pengoplosan pupuk Phonska bersubsidi produksi PT Petrokimia Gresik bersubsidi oleh PT NK dalam gudang di Kawasan Industri Gresik (KIG) Blok E-2 yang digerebek Subdit IV Sumdaling Ditreskrimsus Polda Jatim, Senin (22/01/2013) lalu, mengungkap fakta baru. Yakni hilangnya puluhan ribu ton pupuk Kalium Chlorida (KCL) di perusahaan BUMN tersebut.
Hilangnya puluhan ribu ton pupuk KCL itu terungkap melalui pengakuan dari sejumlah oknum pegawai Petrokimia Gresik yang kini sudah berstatus non job karena diduga terlibat pengoplosan pupuk ilegal tersebut.
Baca juga: Polda Jatim Janji Segera Panggil Pimpinan Tiga Perusahaan Pupuk dan Terkait Pupuk Oplosan, Polda Jatim `Hanya` Periksa 3 Karyawan PT NK
Mereka menuntut Polda Jatim tak hanya memproses skandal pengoplosan saja, melainkan juga mengusut dugaan hilangnya pupuk KCL dalam jumlah puluhan ribu ton dan diduga melibatkan peran orang dalam perusahaan plat merah itu.
“Kami juga mendesak Polda Jatim memproses hilangnya pupuk KCL itu. Karena ini juga ada dugaan keterlibatan orang dalam,” kata mantan pegawai Petro yang mengaku diperintah koleganya yang terlibat kasus pupuk oplosan yang kini kabarnya telah di nonjobkan oleh bagian SDM, Kamis (07/03/2013).
Mereka juga mengatakan kalau Serikat Pekerja Petrokimia Gresik (SKPG) telah menyebut salah seorang pegawai Petrokimia Gresik berinisial BS (bagian pengadaan) sudah di-BAP oleh sekuriti perusahaan BUMN ini.
“Dia bertugas menyiapkan bahan baku pupuk, dari kapal untuk stok pergudangan. Ia juga telah di-BAP oleh sekuriti tapi dia hanya dipindah di SDM,” terang salah satu pemrotes.
Kronologi hilangnya pupuk KCL karena saat bongkar muat dari dump truk tidak ditimbang, atau ditimbang tetapi hanya sekali hanya untuk sampling saja. Dan kemungkinan ada yang mengkondisikan untuk meloloskan pupuk tersebut di luar jalur dan tidak dibongkar di dalam gudang.
“Ini adalah modus yang biasa dilakukan di dalam. Tentunya BS terlibat, karena faktanya dia sudah di-BAP,” tandas sumber itu yang juga mengungkapkan bahwa pupuk KCL adalah barang impor dari Kanada, Australia, Rusia dan Timur Tengah tersebut.
Para pemrotes mempertanyakan, karena proses yang diawali keterlibatan BS ini tidak dilanjutkan. Di sisi lain, kasus pengoplosan pupuk Phonska bersubsidi sudah diperiksa polisi. Ada dugaan, ada banyak pejabat di Petrokimia Gresik yang terlibat sehingga kasus hilangnya puluhan ribu ton pupuk KCL ini tidak diproses di kepolisian.
Distribusi pupuk oplosan inilah kemudian ditangani oknum pejabat di Kabupaten Gresik.Termasuk kerabat penguasa di Gresik diduga juga ikut bermain. Sehingga, banyak pemain yang terlibat dari penjualan pupuk bersubsidi yang kemudian dioplos ini.
Pihak manajemen Petrokimia Gresik dikonfirmasi terkait hilangnya pupuk KCL dan dugaan keterlibatan orang dalam belum bisa menjelaskan. Alasannya, mereka tidak tahu siapa nama pegawai Petrokimia yang memprotes agar hilangnya KCL juga diproses secara hukum oleh Polda Jatim tersebut.
“Saya tidak bisa menjelaskan kalau hanya via telpon. Ya biar jelas gitu lho. Apa dia benar orang Petrokimia atau tidak,” kata Kabiro Humas Petrokimia Gresik, Dupi Madya Ardiono.
Sementara Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Cabang Gresik, mengaku maraknya pupuk oplosan tidak berpengaruh terhadap peredaran pupuk bersubsidi. Karena beredarnya pupuk oplosan tersebut diluar kabupaten Gresik, meski perbuatan terlarang itu dilakukan di Gresik.
“Tidak ada pengaruhnya, dan memang kami tidak pernah menemukan barang ini di wilayah kami. Karena mereka mengedarkan pupuk itu (oplosan) ke daerah lain atau bahkan ke luar Jawa,” kata Asyikin, Ketua HKTI Cabang Gresik, kepada LICOM.@masduki
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D99177244.7b574cd53c1ac765e0bcc9007d2cc47e%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D66203684.7b574cd53c1ac765e0bcc9007d2cc47e%3B)