
LENSAINDONESIA.COM: Hari demi hari Rakyat dipaksa menonton kanibalisme Partai Demokrat yang saling memangsa dengan buas. Masing-masing kader partai berfikir dengan logika hukum rimba yang sangat sederhana, “aku selamat jika yang lain mati”.
Situasi semakin parah ketika SBY sebagai ketua Majelis tinggi yang semula di harap jadi jalan keluar, justeru masuk juga dalam arena Kanibalisme itu.
Baca juga: Ray Rangkuti: "Pengganti Anas Pasti Orang Setia ke SBY" dan Jangan Paksa Anas Urbaningrum untuk "Bernyanyi"
Kanibalisme itu terus berlangsung dan cepat atau lambat segera menular ke institusi negara. Menular ke DPR, Kepolisian, TNI dll karena masing2 pihak yg berseteru tentu akan menggunakan seluruh jejaringnya dimanapun.
SBY menggunakan kekuatannya sebagai pendiri, ketua majelis Partai dan juga powernya sebagai Presiden. Sementara Anas menggunakan jejaring HMI dan KAHMI termasuk memanipulasi “keteraniayaan” nya untuk menarik simpati dan solidaritas. Sementara Nazarudin menggunakan semua pengetahuan dan data yg dimilikinya sebagai Bendahara Umum Partai yang tentu paling tahu alur keluar masuk aliran dana.
Kanibalisme itu menyeret satu-persatu petinggi Demokrat ke balik jeruji besi. Mulai Nazarudin, Angelina Sondakh, Hartati Murdaya dan konon akan segera disusul oleh Andi Malarangeng, Anas Urbaningrum bahkan ketika gerakan Rakyat menguat dan secara massif melakukan akumulasi aksi maka sangat besar kemungkinan Ibas hingga Ani Yudhoyono bahkan SBY juga akan segera mengenakan baju orange dengan tulisan tahanan di punggung baju.
Dengan situasi kanibalisme yang sedang berlangsung di dalam tubuh partai berkuasa itu maka sedikit banyak bisa dipastikan akan sangat mempengaruhi jalannya roda pemerintahan yang dari hari kehari menjadi semakin carut marut.
Indonesia hari ini sungguh-sungguh menjadi negara tanpa pemerintahan. Struktur negara, walau ada tapi sudah tidak terpimpin. Dan lebih parah lagi tidak ada yang bisa didengar dan punya kredibiltas moral untuk dipercayai oleh Rakyat. Dengan kata lain saat ini di Indonesia sudah terjadi Vacum of Power.
@Adian Napitupulu, Sekjend Perhimpunan Nasional Aktivis (PENA) 98
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D26332708.f942a704718b12a6e50da05cbbf6203e%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D55544895.f942a704718b12a6e50da05cbbf6203e%3B)