
LENSAINDONESIA.COM: Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya Alam, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Ridwan Laode Bona menegaskan, perseteruan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Anas Urbaningrum merupakan penggambaran sebagai cikal bakal runtuhnya pondasi keutuhan bangsa.
“Sungguh ironis pemimpin bangsa ini, melihat masalah bangsa tidak dalam kacamata yang lebih luas seperti fokus pada urusan kemiskinan, pendidikan dan penegakan hokum tanpa tebang pilih, namun larut dalam urusan hiruk pikuk politik internal partainya sendiri dan melupakan tugas sebagai kepala negara, sebagai presiden rakyat Indonesia, dan bukan presiden rakyat demokrat,” ujar Ridwan, Sabtu (2/3/2013).
Baca juga: Saling Serang, Partai Gerinda vs Demokrat Makin Panas dan Direktur Operasional Adhi Karya Jadi Tersangka
Lebih lanjut menurut Ridwan, SBY sebagai Presiden tentunya memiliki keistimewaan lebih dibandingkan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
“Keistimewaan lebih yang dimaksud adalah kewenangan ‘memanggil’ dan ‘mengarahkan’ institusi di bawahnya, dimanapun dalam lingkup negara Republik Indonesia. Artinya tidak ada dalam suatu negara lepas dari ‘cengkraman’ tangan presiden SBY,” ucapnya.
Kaitannya dengan ditetapkanya Anas sebagai tersangka oleh KPK, Ridwan menjelaskan, publik pasti menanyakan ada apa di balik ini semua. Seluruh pengamat, media, aktivis, masyarakat mulai meraba-raba, apakah iya kasus Anas sebagai tersangka murni persoalan hukum?”
Ia menilai, tanda-tanda ‘tangan kekuasaan’ begitu jelas terlihat dengan dibukanya kronologis penetapan Anas sebagai ‘korban’ dari desain besar untuk kepentingan 2014.
“Mulai dari SBY mengambil alih wewenang Ketua Umum Partai Demokrat, pernyataan SBY yang meminta kepada KPK untuk mensegerahkan status Anas terkait persoalan Hambalang, sampai adanya sprindik bocor, ini semua dilihat oleh publik,” katanya.
Hal ini sebenarnya tidak boleh terjadi dalam penegakan hukum sebagai cita-cita reformasi (biarkan hukum berjalan tanpa intervensi kekuasaan), dirinya pun menyesalkan adanya hukum diombang ambing oleh kekuatan politik tertentu, dan Negara akan berada pada posisi Keutuhan yang ‘semu’ (rapuh dan terkoyak) oleh nafsu kekuasaan, pungkasnya.@yuanto
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D38665338.f942a704718b12a6e50da05cbbf6203e%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D26752098.f942a704718b12a6e50da05cbbf6203e%3B)