LENSAINDONESIA.COM: Meski permintaan kayu jati dari Bojonegoro terus meningkat, namun persediaan kayu di Tempat Penimbunan Kayu ( TPK)
milik Perhutani belum bisa memenuhi kebutuhan para pedagang. Tragisnya lagi, karena sudah lima bulan yang lalu belum ada tebangan kayu dari hutan maka puluhan pedagang kayu di TPK tersebut banyak yang menganggur.
Menurut H Sopyan saat dikonfirmasi LICOM Senin (7/1/2013) mengatakan “Kenyataan di lapangan seperti ini mau bagaimana lagi mas, untuk itu harus pandai-pandainya kita dalam mengelola bisnis. Harus ada usaha selain kayu, hal ini untuk menghindari jika tebangan kayu dari hutan tidak ada seperti saat ini,” ujarnya.
Diketahui, bahwa kurang lebih sudah lima bulan para pedagang di TPK menganggur karena belum waktunya kayu itu di tebang dan masih harus menunggu tahun berikutnya. Sementara, para pengusaha meubel di sentra produksi di Desa Sukorejo Kecamatan Kota lebih memilih membeli barang jadi meubel dari Jepara.
“Selain harganya murah kita tidak repot-repot untuk mengerjakan pesanan meubel dari pembeli. Jadi barang dari Jepara
sudah setengah jadi tinggal kita memoles dengan pelitur saja. Karena, berbagai bentuk meubel sudah tersedia,” paparnya. @hidayat