LENSAINDONESIA.COM: Insiden pemukulan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) oleh sekelompok orang yang diduga kubu Anas Urbaningrum menggambarkan sejumlah indikasi.
“Yang pertama, peristiwa itu menunjukkan bahwa Anas Urbaningrum ditolak oleh kader HMI untuk menduduki Presidium Nasional KAHMI karena terindikasi Korupsi dalam kasus Hambalang,” kata Ubedillah Badrun, bekas aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) kepada LICOM, hari ini, Rabu (6/2/2013).
Baca juga: Ketua KPK: "Kami Tak Bisa Diintervensi Presiden SBY" dan Ruhut Sitompul: KLB Diatur dalam Pasal 100 AD/ART
Ubed, sapaannya mengatakan, hal kedua yang bisa diambil dari insiden semalam, ternyata diantara kader HMI ada yang memiliki semangat anti korupsi yang militan. Sampai-sampai seniornya sendiri yang juga mantan ketua umum berani dikritik bahkan ditolak karena terindikasi korupsi.
“Ketiga, disisi lain peristiwa itu juga menunjukkan bahwa pendukung Anas sudah mulai unjuk gigi melakukan pemukulan atau mungkin karena emosinya sehingga melakukan pemukulan. Yang saya sesalkan jika pendukung Anas ini juga kader HMI juga, maka nalar rasional sudah mulai bergeser karena kepentingan kekuasaan,” jelasnya.
Insiden pemukulan tersebut seharusnya tidak perlu terjadi, jika nalar rasional masih kuat.
Keempat, peristiwa itu seharusnya menjadi bahan introspeksi yang mendalam dari seorang Anas Urbaningrum. Ia harus berfikir ulang untuk keluar dari Demokrat atau menggalang dukungan politik dari para seniornya.
“Karena kasus Anas sudah masuk ke ranah hukum, jangan dipolitisir,” demikian Ubed. @ari
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D81672845.43061e4055953b12a89bd4d55192bb0f%3B)
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D89177830.43061e4055953b12a89bd4d55192bb0f%3B)