
LENSAINDONESIA.COM: Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri harus mencopot Ketua DPC PDIP Kota Malang, Peni Suparto yang diduga melanggar kode etik partai gara-gara menghadiri undangan jalan sehat Partai Demokrat.
Bukan hanya itu, sikap Peni yang juga menjabat Bupati Malang, juga menuduh Sekjen PDIP memeras pengurus DPC se-Jatim. Ini jelas memperngaruhi mesin politik PDIP jelang Pilkada Jatim dan Pemilu 2014.
“Peni menggulirkan ini menjelang Pilkada Jatim. Harusnya, saat ini mesin PDIP berada dalam keadaan solid, namun gara-gara Peni bisa tidak solid,” kata analis politik Point Indonesia, Karel Harto Susetyo kepada LICOM, sore ini (Rabu, 30/1/2013).
Mega, sambung Karel, harus mengambil tindakan seperti ketika menangani kisruh PDIP Jabar. Ketika itu, Mega mengganti Ketua DPD Jabar, Rudi Harsya dan pengurus lainnya. Hal ini untuk memastikan tidak ada musuh dalam selimut sehingga mesin parpol dapat digerakkan secara masif.
“Rudy Harsya dipecat satu bulan sebelum pencalonan resmi Rieke-Teten. Ia kemudian digantikan TB Hasanuddin,” sambungnya.
Selain itu, Karel pun meminta Mega mencopot Ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji yang dianggap tidak bisa menangani kisruh PDIP di provinsi paling ujung Jawa itu.
“Di Jatim bisa saja Sirmadji digantikan oleh Bambang DH. Apalagi Bambang kader senior yang disegani. Ia dua kali Walikota Surabaya. Dan sekarang, ia rela turun pangkat jadi Wakil Walikota Surabaya. Ditambah lagi, dia juga loyalis Mega,” demikian Karel. @ari
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D47406670.ad45ab00860d82771e1d6e4e5a47e207%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D45186808.ad45ab00860d82771e1d6e4e5a47e207%3B)