Pembagian dana bantuan untuk para pekerja prostitusi di Jawa Timur, yang bersedia menutup wismanya terus berjalan. Pemprov Jatim memberi bantuan ini dengan menggandeng banyak pihak, seperti dinas sosial (dinsos) jatim, dinsos kabupaten/kota, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para ulama.
Baru-baru ini di wilayah prostitusi Tambakasri Surabaya ditemukan adanya penyalahgunaan pembagian dana. Dari penelusuran LICOM, diketahui ada beberapa orang mucikari yang sudah bersedia menutup wismanya hanya mendapat dana Rp 1 juta. Padahal dana bantuan yang dijanjikan pemprov untuk mucikari sebesar Rp 10 juta rupiah.
Menanggapi hal ini, Wakil Ikatan Dai Lokalisasi Jatim yang juga Kiai Pesantren Roudlotul Khoir Bangunsari Surabaya, Khoirun Syuaib, saat dihubungi LICOM, Rabu (2/1/2013), mengaku saat ini pembagian dana itu masih dikonsentrasikan di lokalisasi Bangunsari. “Base campnya ditempat kami (bangunsari). Saya rasa untuk pembagian dana di lokalisasi Tambakasri masih dijanjikan. Sementara ini yang sudah beres baru di Bangunsari,” jelas dia.
Menurutnya, besaran dana yang diterima setiap PSK dan mucikari adalah Rp 3 juta dan Rp 10 juta rupiah. “Di Bangunsari semua mucikari mendapat uang Rp 10 juta pas, gak kurang sama sekali,” tegasnya.
Setelah recovery di Bangunsari sudah benar-benar tutup pihaknya akan bergerak ke Tambakasri. Diketahui jumlah wisma di Bangunsari ada 41. Tapi wisma yang sudah tutup hanya 10, sehingga masih ada 31 wisma lagi yang akan segera ditertibkan. @sarifa