
LENSAINDONESIA.COM: Meski pelaksanaan Pilgub Jawa Tengah tinggal empat bulan lagi, namun sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari salah satu partai politik pengusung untuk mencalonkan kandidat terbaiknya. Bahkan, masing-masing partai politik pengusung masih saling menunggu pasangan calon yang muncul, untuk dijadikan rival politik dalam ajang kompetisi politik lima tahunan ini.
Di Jawa Tengah, tercatat hanya dua partai politik saja yang bisa mencalonkan sendiri tanpa berkoalisi, yaitu PDIP (23 kursi) dan Partai Demokrat (17 kursi). Sementara partai lain seperti PKB, PPP, Partai Gerindra, PKS, Partai Golkar, Hanura harus berkoalisi jika ingin mencalonkan kadernya menjadi gubernur. Karena, masing-masing partai ini tidak cukup memenuhi kursi.
Yulianto, salah satu pengamat politik Semarang melihat fenomena menjelang Pilgub Jateng penuh dengan teka-teki. Khususnya bagi masing-masing parpol pengusung.
“Antar partai pengusung masih wait and see, menanti siapa duluan yang mendeklarasikan pasangannya. Bahkan, belum juga ada pernyataan resmi terkait adanya parpol yang akan berkoalisi“ terangnya kepada LICOM, Rabu (22/1/2012)
Menurut Dosen Fisipol UNDIP ini, akibatnya calon yang ada juga bimbang. “Antar partai, saling mengintai siapa calon kuat yang akan diusungnya“ jelasnya.
Meski demikian, dirinya melihat PDIP Jawa Tengah yang saat ini memegang peran kunci dalam strategi permainan politik ini. Terlihat PDIP akan memainkan strategi injuri time terhadap calon yang diusung. “Kita lihat rekomendasi dari PDIP pasti diturunkan diakhir mendekati pendaftaran calon ke KPU,“ paparnya.
Imbasnya, Partai Demokrat ataupun partai yang mungkin nanti akan berkoalisi (PKB, PPP, PAN, PKS, Gerindra, Golkar), menurut Yulianto, juga menunggu calon yang akan diusung PDIP. “Calon yang dimunculkan PDIP, tentu menjadi rival dalam percaturan politik Pilgub nanti.“ tuturnya.
Meskipun, PDIP dikatakan memegang kunci dalam percaturan pilgub nanti, tetapi bisa menjadi kelemahan tersendiri. “Jika masing-masing partai berkoalisi melawan PDIP, tentu PDIP bisa menjadi musuh bersama,“ tegasnya.
“Semua partai saling menjadi kompetitor, dan calon yang muncul juga sama-sama kuatnya, seperti Bibit Waluyo, Hadi Prabowo, Rustriningsih,“ tambahnya. @nur
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D34611910.658ef65348bf92e69e723de314436f29%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D51210457.658ef65348bf92e69e723de314436f29%3B)