Buku perpustakaan daerah Sumenep sering dicuri

LENSAINDONESIA.COM: Setelah menuai banyak sorotan dari berbagai kalangan terkait raibnya ribuan koleksi buku akibat dicuri dan tak dikembalikan pengunjung, manajemen perpustakaan daerah Sumenep, Madura, mulai berbenah dengan membenahi tata kelola.

Agus Dwi Putra, Kepala Perpustakaan Daerah Sumenep, mengatakan hingga kini belum ada yang mengembalikan buku-buku yang dipinjam. Dia menduga, peminjam tidak mengembalikan buku itu karena takut sanksi yang akan dikenakan. “Denda bagi yang terlambat mengembalikan buku sebesar dua ratus rupiah perhari per buku,” jelasnya, Kamis (6/6/2013).

Karena alasan itulah, pihaknya akan memberlakukan peraturan baru. Rencananya, peraturan itu akan dijabarkan dalam surat edaran yang akan dilayangkan ke semua lembaga yang menaungi peminjam. “Karena yang ditakuti adalah denda, maka dalam waktu tertentu akan ada pemutihan, atau tanpa denda,” papar Agus.

Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa, pihaknya akan memperketat proses peminjaman bahan pustaka atau buku. Selama ini memang aturan meminjam buku tidak terlalu ketat. Cukup menunjukkan kartu identitas, seperti kartu pelajar, sudah bisa pinjam. Ke depan, siapa pun yang akan meminjam buku diwajibkan menunjukkan E-KTP.

“Sedangkan bagi belum punya E-KTP, bisa memakai KTP manual. Hal itu diyakini akan membuat peminjam tidak lengah untuk mengembalikan buku, karena posisi peminjam sudah terlacak. Sedangkan bagi siswa yang belum punya E-KTP, harus membawa E-KTP orangtuanya,” imbuhnya.

Sementara untuk menghindari kasus pencurian buku, pihak perpustakaan daerah akan memasang CCTV di berbagai sudut ruang perpustakaan. “Tahun ini CCTV itu dimungkinkan telah dipasang,” ujarnya.

Selain itu, perpustaakan juga bakal dilengkapi pintu detektor, untuk mencegah kasus pencurian. “Tapi tentang pintu detektor ini kita masih melihat anggaran karena harganya hampir dua ratus juta rupiah,” pungkasnya. @rhahmatullah