Jakarta Lumpuh, Siapa Salahkan Siapa?

LENSAINDONESIA.COM: Jakarta Lumpuh! Jakarta Dikepung Banjir. Itulah sebuah petikan manis untuk menggambarkan kondisi Ibukota Indonesia saat ini, disana-sini air menggenangi hampir seluruh ruas jalan di Jakarta.

Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan Indonesia tak berdaya mengahadapi banjir, memang benar banjir selalu terjadi di Jakarta, tapi kali ini luapan airnya diluar dugaan bahkan banjir menggenangi semua pelosok gang sudut sempit yang berada di kota Jakarta.

Banyak kerugian yang ditimbulkan dari dampak banjir yang mengepung Ibukota ini, semua tahu bahwa Jakarta adalah pusat perekonomian di Indonesia. Segala kendala yang menyangkut aspek ekonomi dikendalikan dari Jakarta, entah apa yang terjadi beberapa hari ini, yang jelas para pengusaha sudah dirugikan ratusan Milyar rupiah akibat dampak banjir yang menggenangi Jakarta.

Dan jika kondisi ini terus berlanjut, sudah bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan perekonomian di Jakarta, tentu ada ekstra pengeluaran yang terjadi yang nantinya akan mempengaruhi terhadap daya beli. Harga pasar di pastikan akan mengalami peningkatkan yang cukup lumayan akibat harus ‘tombok’ dari dari dampak banjir yang melanda ibukota Jakarta.

Memang benar setiap pergantian Gubernur di Jakarta hal pertama yang di titik beratkan adalah untuk mengatasi dampak banjir yang terjadi setiap tahunnya. Jakarta tak pernah ‘luput dari banjir, sebenarnya masyarakat yang hidup di Jakarta sudah bosan dengan keadaan seperti ini. Namun apa daya, setiap kucuran rupiah yang dikeluarkan untuk dialokasikan setiap tahunnya guna mengatasi bencana banjir hanya isapan jempol saja. Bahkan dipastikan Gubernur Jokowi tak bisa mengatasi banjir di Jakarta.

Sampai kapan Jakarta akan bebas dari banjir dan macet?

Memang benar, kedua permasalahn itu selalu menghantui setiap kepala daerah yang duduk dikursi panas menjadi Gubernur DKI Jakarta. Meskipun perlu waktu yang tidak sedikit, namun harapan besar masyarakat Jakarta ada dipundak Jokowi untuk bisa mengatasi permasalahan kota Jakarta yang sampai 2013 ini belum kunjung usai.

Memang tak mudah untuk menyulap kota Jakarta seperti kota impian, layaknya membalikan kedua telapak tangan kita berharap sesuatu yang bisa mudah dilakukan. Permasalahan kota Jakarta yang sangat komplek dilihat dari segala aspek, membuat Jokowi harus lebih proaktif lagi untuk membenahi Jakarta. Perlu dukungan dari semua pihak terkait permaslahan itu, namun demikian sebagai warga Ibukota yang baik hendaknya berpikir apa yang sudah kita perbuat untuk negara kita?

Tak bisa dipungkiri bahwa Jakarta adalah salah satu kota terpadat di indonesia, tak hanya masalah ekonomi saja yang perlu dibenahi dimana masih banyak dijumpai masyarakat dibawah garis kemiskinan. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana kondisi kehidupan masyarkat Jakarta yang jauh dari kelayakan untuk hidup sehat.

SAMPAH menjadi bom waktu yang siap meledak untuk meluluh lantakan kota Jakarta. Nah, kali ini terbukti, bom waktu itu sudah meledak dan menghancurkan seisi ruang kota Jakarta sampai ke sudut gang yang paling sempit.

Ketidak pedulian masyarakat akan hidup sehat dan mencerminkan keimanan akghirnya berdampak ke hancuran. Sampah yang dikeluhkan setiap tahunnya akhinya menjadi momok yang mnakutkan bagi masyarakat Jakarta. Kalau sudah begini siapa salahkan siapa?

Genderang perang terhadap sampah sebenarnya sudah dilakukan Gubernur terpilih Jokowi, bahkan mantan Walikota Solo inni rela untuk ’blusukan’ ke tempat-tempat kumuh untuk melihat secara langsung kondisi kota Jakarta dari dekat. 100 hari kepemimpinan Jokowi mendapat kado manis luapan banjir yang melumpuhkan Ibukota Jakarta, apa yang dikwatirkan oleh Jokowi nampaknya terbukti.

Kalau kita berada di Jakarta sangat sulit sekali untuk membedakan mana ruas jalan dan trotoar, hampir semuanya rata dengan genangan air. Dan ini tak hanya terjadi di kawasan bantaran sungai, namun demikian sebagian ruas jalan protokol Jakarta yang tak pernah digenangi banjir kali ini tak luput dari semprotan air bah. Kalau sudah begini siapa yang patut bertanggung jawab, Apakah pemerintahan Jokowi?