Clik here to view.

LENSAINDONESIA.COM: Pengamat Pemilu, Ray Rangkuti menilai gelar mantan aktivis 98 tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kenaikan elektabilitas caleg. Dari 300 orang aktivis 98, hanya kurang dari 10 persen yang bisa duduk di Senayan pada Pemilu 2004.
“Makanya, sulit jika menggunakan gelar aktivis 98 untuk menaikkan elektabilitas,” ujar Ray saat ditemui Licom di Kantor KPU, Jakarta, Jumat, (17/05/2013).
Baca juga: Jelang Pemilu 2014, suara Partai Gerindra diperkirakan pindah ke PDIP dan Wow! Biaya politik lebih 'mahal' ketimbang 'gelar' caleg, bro!
Ray beralasan, saat ini banyak orang yang menganggap Reformasi 98 itu merupakan reformasi yang gagal. Sebab, kasus korupsi bukan semakin turun, tetapi semakin merajalela.
“Makanya, menggunakan gelar aktivis untuk mencari suara pada saat kampanye sudah tidak efektif,” jelasnya.
Ia menjelaskan, dalam kompetisi di pilihan legislatif, para aktivis 98 harus menggunakan kemampuannya dalam melakukan mobilisasi dan meyakinkan publik saat melakukan kampanye. Skill melakukan mobilisasi sangat penting untuk meraih suara.
Lebih jauh, mantan aktivis, terang Ray, sebenarnya mempunyai nilai plus di era politik yang makin profesional. Para aktivis itu memiliki kemampuan artikulasi dan lobi-lobi.
“Itu yang dibutuhkan saat duduk di DPR. Sebab, di dalam DPR dibutuhkan kemampuan mengadu ide tau gagasan saat rapat,” tambah Ray yang juga sebagai Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA).
Ia juga berpesan agar para aktivis dalam pencalegan tidak main duit. Mereka harus memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya untuk meyakinkan massa bahwa mereka bisa mewakili rakyat.@yuanto
Image may be NSFW.Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D50802424.f34ab34cddc9690abf67e80845664106%3B)
Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D67385227.f34ab34cddc9690abf67e80845664106%3B)