
LENSAINDONESIA.COM: Masa kanak-kanak mestinya penuh dengan keceriaan, namun hal itu mustahil bagi Rodotul. Betapa tidak, bocah berusia 9 tahun ini tak bisa lagi bermain riang seperti teman-teman sebayanya sejak dua bulan lalu. Bahkan kini dia tak bisa bersekolah lagi.
Di tempat kos Jl Simorejo Timur 1 no 88 Surabaya, Rodotul hanya bisa tergeletak di lantai beralas kasur kusam sambil merasakan nyeri hebat di kepala. Rodotul yang sebelumnya bisa bernyanyi, kini hanya bisa menangis saja. Tak ada sepatah kata pun yang sanggup diucapkan. Tubuhnya sudah kurus kering. Tak lagi bisa berdiri atau pun hanya sekedar duduk.
Baca juga: Bayi miskin penderita tumor kepala akhirnya dikirim ke RSU dr Soetomo dan Bayi miskin butuh donatur untuk operasi tumor kepala
Maklum, Rodotul divonis dokter mengidap penyakit radang otak, ginjal dan epilepsi. Dimana komplikasi itu mendadak menggerogoti tubuh dari anak pertama pasangan Mustofa dan Rohaya ini. “Kalau sebelumnya, dia sehat seperti anak-anak yang lain, Mas. Dia juga sekolah. Sekarang ya begini ini. Makan aja nggak bisa. Cuma bisa minum. Itupun harus pakai sedotan,” ujar Rohaya, saat ditemui wartawan di rumah kosnya, Selasa (7/5/2013).
Rohaya menceritakan, sekitar dua bulan lalu, Rodotul mendadak demam tinggi disertai kejang dan mulutnya berbusa. Bocah malang inipun dibawa ke Puskemas terdekat. Karena tak mampu menangani, akhirnya dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya. Setelah diperiksa, dokter memvonis Rodotul terkena radang otak.
Mustofa yang hanya bekerja sebagai tukang becak terpaksa menggunakan akses Jamkesda untuk biaya berobat. Setelah dirawat hampir dua bulan, Rodotul diperbolehkan pulang meski kondisinya masih kurus kering. Dengan catatan, harus meminum obat secara rutin.
“Kalau rumah sakit dan resepnya gratis, mas. Tapi kalau untuk obat radang, kita harus beli sendiri secara rutin. Lah harganya 1 juta rupiah. Jujur kalau segitu kita jelas gak mampu,” tambah Mustofa.
Padahal, meskipun dibawa pulang kalau tidak ada obat, kondisi Rodotul justru makin memburuk. Sementara, Mustofa sendiri sudah mengeluarkan uang Rp 10 juta dari hasil hutang untuk biaya keseluruhan.
Apalagi, dalam analisa dokter saat kontrol terakhir. Rodotul juga terdeteksi mengidap penyakit ginjal dan epilepsi. Membuat Mustofa hanya bisa pasrah dan menunggu uluran tangan pihak lain dengan harapan agar anaknya bisa mendapat pertolongan. “Yang bisa saya lakukan hanya pasrah dan berdoa berharap pertolongan Tuhan,” tandasnya. @rakhman_k
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D37839552.ab3f9b9e4a54cac73b81ff3d299efa59%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D55192836.ab3f9b9e4a54cac73b81ff3d299efa59%3B)