Uje, ustad muda metropolis Jakarta

LENSAINDONESIA.COM: Kepergian ustad Jefrry Al Buchori yang akrab disapa Uje yang tewas akibat kecelakaan motor di Pondok Indah, Jakarta, tanggal 26 April 2013 lalu meninggalkan kesan mendalam bagi pimpinan Pesantren Al-Washiyyah, K.H. Mohamad Hidayat.

Menurut K.H. Mohamad Hidayat, sosok ustad Jeffry Al Buchori merupakan salah satu tokoh mubaligh muda yang memiliki cara berdakwah yang berbeda yang tidak dimiliki pendakwah lainnya. Selain itu, almarhum memiliki massa kelompok pemuda atau kelompok masyarakat menengah yang bergaya metropolitan.

“Beliau Khusnul Khotimah atau seorang muslim meninggal dalam perjalanan yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Beliau punya market khusus yakni pemuda gaul yang hidup di kota metropolitan di kelompok menengah, ” ujar K.H. Mohamad Hidayat saat ditemui LICOM di Kebon Nanas Selatan III No.12 A, Cipinang Cempedak, Jakarta.

Para mubaligh-mubaligh yang ada, kata Kyai Haji Hidayat, sudah mempunyai segmen masyarakat yang terdidik baik di lingkungannya maupun budayanya yang Islami. Sedangkan di kota metropolitan yang paling banyak adalah kelompok pemuda dan remaja yang hidupnya masih jauh dari nilai-nilai agama. Untuk itulah, anak-anak masa depan ini harus dibimbing, dibina dan pendekatan yang terus menerus bukannya malah dijauhi.

“Mereka memerlukan figur pendekatan dakwah selera anak muda. Uje mampu mengimbanginya,” ungkap KH Muhamad Hidayat yang juga menjabat anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

KH Muhamad Hidayat mengharapkan akan ada ustad muda yang mampu berdakwah menyentuh anak muda di kota besar seperti Jakarta ini. “Kita sudah mengenal Ustad Arifin Ilham dengan ciri khas zikirnya, ustad Shaleh Mahmud (Solmed) dengan candanya, ustad M Nur Maulana dikenal ibu-ibu pengajaian melalui perkataan Jamaah Oh Jamaah, ustad Guntur Bumi dengan ciri pemburu hantu, dan lain-lain. Semoga ada penerus Uje berdakwah di kalangan pemuda gaul di kota metropolitan ini,” tuturnya. @Rudi