
LENSAINDONESIA.COM: Politisi Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra enggan menanggapi pernyataan Ketua Umum PB NU, KH Said Aqil Siradj yang menilai calon presiden yang ideal pada periode 2014-2019 adalah dari kalangan TNI.
Demikian disampaikan Yusril ketika dihubungi LICOM, Minggu malam (13/1/2013).
“Omongan Pak Agil aja didengerin. Ha ha,” kata Yusril sambil tertawa.
Kalo ikut mengomentari, sambung Yusril yang juga digadang menjadi capres oleh sementara kalangan, malah dirinya jadi ‘gendeng’.
Sementara itu, Jurubicara Yusril, Jurhum Lantong mempertanyakan sikap Kyai Said. Katanya, tidak semua sosok yang berlatar belakang militer tegas dan memiliki karakter memimpin bangsa.
“Bagaimana kalo TNI-nya kayak Pak Beye (SBY) lagi. Jadi, militer sekalipun, kalau modelnya kayak Pak Beye tidak akan membawa perubahan bangsa,” tambahnya.
Sebelumnya, Kyai Said Aqil mengatakan calon presiden yang ideal pada periode 2014-2019 adalah dari kalangan TNI. Jika harus dari kalangan sipil, si calon harus memiliki ketegasan atau prinsip. Ia mengistilahkannya, sipil yang berjiwa TNI.
“Terus terang saja, ya, cocok harus dari kalangan jenderal atau TNI,” ungkap Said, usai ‘Siraman Rohani Bersama Pengurus Setia Hati Terate’ di Padepokan Pusat Setia Hati Terate (PSHT) Madiun, Jawa Timur, Minggu (13/01/13).
Menurut kyai yang akrab dipanggil Kang Said ini, dari sejumlah nama yang sudah beredar saat ini,ia belum menemukan sosok yang sesuai kriteria. Tantangan yang diemban presiden mendatang sangat berat sehingga jika bukan sosok yang kuat, tegas punya prinsip dan kokoh, pasti mudah dipermainkan, ini berbahaya untuk bangsa.
“Tapi, saya tidak menghina calon sudah beredar, mudah-mudahan nanti ada calon memiliki kriteria seperti,” jelasnya.
Pada periode mendatang, Indonesia sudah memasuki tantangan era globalisasi. Jika tidak tegas, dapat tergerus arus globalisasi yang kejam dan keras. Itu meliputi seluruh sektor kehidupan dari agama, ekonomi, budaya dan lainnya. Jika tidak memiliki pemimpin punya prinsip bangsa ini bisa kehilangan jati diri dan gagap menghadapi arus globalisasi.
“Pemimpin lemah dapat memunculkan kebijakan ngawur atau tidak terarah, kebijakan nasional harus jelas. Jika tidak seperti itu, bangsa ini tergerus,” tegasnya.
Meski saat ini sudah muncul sejumlah nama dari kalangan TNI, Said mengaku belum sreg. ia belum melihat adanya calon kuat yang bisa membawa bangsa ini punya jatidiri dan mewarnai era globalisasi, bukan malah hilang di era globalisasi.
“Bagi saya, kalangan sipil boleh atau bisa, asal memiliki ketegasan dan punya prinsip, guyonannya sipil berjiwa TNI,” tandasnya. @ari
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D69144563.df47c108f3bac57ab132542d1c254b2f%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D54809052.df47c108f3bac57ab132542d1c254b2f%3B)