
LENSAINDONESIA.COM: Dualisme Persebaya Surabaya yang tak berujung berdampak serius pada arus bawah, terutama berimbas pada pendukung setia klub yang menjadi ikon kota Pahalwan ini.
Bonek atau yang biasa disebut bonekmania menjadi korban ketidak becusan para elite pengurus duo Persebaya, mau dibawa kemana suporter yang sudah melekat pada diri tim ‘bajul ijo’ ini?
Baca juga: PWI gelar forum komunikasi Bonekmania dan GMFKPPI tersinggung pernyataan Saleh Mukadar soal Kopassus
Gesekan antar pendukung suporter pun tak bisa dihindarkan, bonekmania saat ini sudah terkotak-kotak dengan adanya Persebaya DU yang tampil di Divisi Utama di kasta Indonesia Super League (ISL), dengan Persebaya 1927 yang tampil di kasta Indonesia Primer League (IPL).
Nah, kasus yang paling anyar dan menodai suporter ‘bajul ijo’ adalah penyerangan salah satu pentolan suporter 1927, Andi Peci pasca demo di gedung Grahadi Surabaya yang menuntut agar Persebaya IPL bisa ‘nimbrung’ kembali di musim kompetisi tahun depan.
Maklum desakan sebagian besar suporter ini terkait dengan unifikasi liga hasil keputusan dari Kongres Luar Biasa (KLB), dimana Andik Vermansyah dkk tak akan bisa berlaga di musim kompetisi depan akibat dualisme klub (Persebaya DU dan Persebaya IPL). Seperti diketahui bahwa hasil KLB memutuskan bahwa Persebaya DU adalah Persebaya yang sah.
Dan untuk menindak lanjuti hal tersebut, Walikota Tri Rismaharini bekerja sama dengan Persatuan Watawan Indonesia (PWI) Jatim dan didukung dengan elemen masyarakat, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Trimaryanto, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo, Danrem 084 Bhaskara Jaya, Kol. Inf. Wisnu Prasetya Budi dan tokoh Persebaya menggelar diskusi.
Dalam diskusi yang bertema “Forum Komunikasi Suporter Bonek” yang diadakan Sabtu (27/4) sore, di Taman Sari Surabaya, adalah sebagai wadah untuk pencerahan terkait beberapa aksi Bonek di Surabaya dan beberapa kasus yang terjadi saat gesekan antar suporter yang melibatkan bonekmania.
Dalam sambutannya Walikota ingin bonekmania bersatu untuk membentuk suatu wadah yang bisa menaungi para suporter yang berbeda-beda dari beberapa elemen kelompok. Kedepan semua aspirasi yang menyangkurt masa depan dan aksi bonek mendapat perlindungan dan bimbingan agar terarah dan berlandaskan hukum.
“Persebaya itu pendukungnya besar sekali, meskipun saya tak bisa hadir langsung, namun bonek selalu dihati saya. Dan saya selalu mendukung semua aksinya dilapangan, tapi saya juga menolak tegas jika ada bonek yang bersikap anarkis,” urainya.
Risma juga berharap, kedepan Bonekmania semakin solid, dan tak ada aksi anarkis dari bonekmania yang berdampak pada perpecahan yang bisa merasuki dan menghasut perang saudara antar kelompok Persebaya Surabaya.
‘Sudah cukup kita dihadapkan dengan kondisi sulit dan kritis. Ingat berapa orang yang menjadi korban. Kita tak ingin kasus seperti di Lamongan terulang kembali, sudah saatnya kita rapatkan barisan untuk menjadi bonek profesional, kita tunjukan bahwa suporter bonek adalah suporter yang berjiwa besar, tidak anarkis dan lebih dewasa,” ungkapnya.
Sementara hal yang sama diungkapkan oleh Ketua PWI Jatim, Ahmad Munir selaku pembicara dan moderator yang diminta langsung oleh Ibu Wali menjadi komandan ‘Forum Komunikasi Suporter Bonek’.
Dalam petikan wawancara dengan para awak media, Munir mengungkapkan bahwa forum ini sengaja digelar untuk menetralisis gesekan antar bonek akibat duaisme Persebaya. Munir berharap dengan adanya diskusi ini kedepan bonekmania semakin bersatu dan kompak untuk mendukung kesebelasan Persebaya, tanpa terkotak-kotak lagi.
“Kedepan kita segera membentuk organisasi untuk mewadahi beberapa elemen kelompok suporter Persebaya agar lebih kompak. Dan gesekan antar suporter tak ada lagi, kita tunjukan bahwa bonek adalah suporter terbaik di Indonesia,” urainya.
Munir juga menambahkan bahwa wadah tersebut akan dibentuk secepatnya bersama-sama untuk memajukan sepakbola kota Surabaya khususnya dan Indonesia pada umumnya. “Kita akan koordinasikan lagi dengan pihak Pemerintah kota Surabaya secepatnya, dan bersama elemen masyarakat pecinta bola di Surabaya serta tokoh-tokoh dibalik kesuksesan Persebaya,” pungkasnya.
Dalam Forum Diskusi Suporter Bonek ini juga dihadiri oleh beberapa kelompok suporter yang mengatasnamakan pendukung setia Persebaya. Ribuan bonek tumplek blek dan menyambut baik gelaran diskusi ini, rata-rata mereka ingin bonek seperti dulu kompak, aktraktif dan bersahaja tanpa ada aksi kekerasan.
“Kami semua ingin bonek seperti dulu, kompak bersatu mendukung tim Persebaya Surabaya tanpa terkotak-kotak lagi. Dan kami semua berterima kasih kepada Bu Risma yang menyempatkan waktunya untuk Bonek disela-sela kesibukannya sebagai Walikota Surabaya. Ayo rek (bonek) dukung Persebaya menjadi tim kebanggaan kota Pahlawan,” pesan Hamin Gimbal salah satu pentolan Bonekmania.@Angga_Perkasa
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D38989466.0eb0cfe326c4840ca730cb19b06e7c43%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D89609760.0eb0cfe326c4840ca730cb19b06e7c43%3B)