
LENSAINDONESIA.COM: Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jombang, 5 Juni 2013 diyakini tidak bakal bebas dari politik uang. Praktik itu dianggap sudah membudaya. Ironisnya, tidak adanya kesadaran perilaku politik yang baik sehingga praktik tersebut selalu berpotensi terjadi dalam Pilkada di Jombang.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid ( (Gus Sholah) mengatakan, meski praktik tersebut sulit dihapus, tetap harus dilawan. “Melihat situasi sekarang, saya tidak yakin tidak ada politik uang,” ujarnya saat ditemui LICOM, di kediamannya, kompleks Ponpes Tebuireng, Jombang, Senin (22/04/2013).
Baca juga: KPU Jombang tetapkan tiga pasangan Cabup peserta pilkada dan Ribuan warga Jombang ikuti jalan sehat Pemilu jujur
Caranya, kata Gus Sholah, memberikan pendidikan politik kepada masyarakat jika politik uang bisa berdampak negatif bagi keberlangsungan pembangunan. “Politik uang itu kan sudah membudaya, tetapi penyadaran bahwa itu tidak baik tetap harus dilakukan,” terang adik kandung alamrhum KH Abdurrahman Wahid itu.
Politik uang, menurut Gus Sholah, termasuk kategori perbuatan dosa menurut ajaran agama. Disitu terdapat unsur penyuapan untuk menentukan pilihan.
“Menurut saya, yang baik adalah tidak terima uangnya dan tidak memilih siapa yang kasih uang. Tetapi kalau memang butuh, ambil saja uangnya, tapi jangan pilih orangnya,” ujar mantan anggota Komnas HAM ini.
Meski demikian, Gus Sholah berharap Pilkada Jombang 2013 bisa berlangsung bersih, jujur dan bebas dari praktik politik uang.@syafi’i
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D17102669.5fe9163d38fe8aea70746bbb4e19c084%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D40149660.5fe9163d38fe8aea70746bbb4e19c084%3B)