
LENSAINDONESIA.COM: Politisi Partai Keadilan Sejahterah (PKS) Sohibul Iman menilai, ada kegamangan partai politik jika menerapkan sistem pemilihan proporsional tertutup. Kendati sistem ini lebih murah dibanding sistem proporsional terbuka, tapi partai politik belum siap. Pasalnya, banyak partai politik belum memiliki sistem kaderisasi dengan baik.
“Rekrutmennya harus jelas, tapi proporsional tertutup bisa menjadikan kader yang memiliki kedekatan elit berada diurutan nomor satu,” ujar Sohibul saat diskusi di Galery Cafe TIM, Jakarta, Rabu (16/04).
Baca juga: Kasus LHI terus seret politikus PKS dan Golkar tidak terbuka soal dana partai, kenapa ya?
Selain akan menekan ongkos politik, kata Iman, sistem proporsional tertutup dapat memberikan partai keleluasaan untuk menempatkan kader yang memang benar-benar mengakar di masyarakat. Sistem ini juga, sambung Iman, sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945.
Sedangkan sistem proposional terbuka, Iman membandingkan, hanya akan menimbulkan lonjakan ongkos politik pada pesta demokrasi.
“Sistem itu diantaranya terkait dengan high cost politik, dananya cukup tinggi,” ucap dia.
Hal ini, kata dia, akan bermuara pada satu persoalan yakni terjadinya kebocoran dan permainan anggaran pada proyek-proyek negara.
“Karena dihulunya kepastian sistem pemilu yang sangat mungkin bias penyelanggaraan anggaran negara kita,” pungkas dia. @yuanto
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D72539588.4a072fff6bc4e3ea061a5e1aa63e959f%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D34395977.4a072fff6bc4e3ea061a5e1aa63e959f%3B)