Produksi padi di Sumenep turun akibat cuaca ekstrim

LENSAINDONESIA.COM: Sejumlah petani di Kabupaten Sumenep, Madura mengeluh karena hasil penen padi kali ini jauh dari yang diharapkan akibat cuaca ekstrim.

Purami (35) petani Desa Rombiya Timur, Kecamatan Ganding mengaku, hasil panen padinya kali ini sangat berbeda dengan masa panen sebelumnya. “Hasil panen sekarang kualitasnya rendah. Jauh dengan yang saya harapkan,” ungkapnya, Minggu (14/04/2013).

Baca juga: Pasca panen padi, petani Sumenep resahkan hujan dan mendung

Biasanya dalam semusim, Purami bisa memanen 30 karung, bahkan bisa mencapai 35 karung padi. Tapi musim ini hanya berkisar 15 karung saja.

“Ketika padi sudah beranjak tua, tiba-tiba datang angin yang sangat kencang, sehingga padi milik warga di sini banyak yang roboh dan membusuk,” tutur janda beranak tiga ini.

Dia mengaku tidak dapat berbuat banyak, kecuali dengan melakukan pembibitan baru. “Ya baru sekarang ini petani disini gagal panen,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertra) Sumenep Bambang Heriyanto mengakui, hasi panen padi musim ini mengalami penyusutan dari tahun sebelumnya.

Oleh sebab itu, Bambang menyarankan petani agar bercocok tanam sesuai dengan ketentuan dari pihak pertanian. ”Petani harus memakai benih unggulan yang telah mendapat sertifikat,” jelasnya.

Benih unggulan diyakini lebih tahan terhadap genangan air, tahan dengan kondisi kekeringan, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Dan yang paling penting, imbuh Bambang, masa panen relatif lebih singkat daripada benih lainnya.

Selain itu, Bambang juga menghimbau petani untuk menggunakan pupuk organik, karena pupuk organik tidak memunahkan unsur hara dalam tanah.

“Pupuk organik berbeda sekali dengan pupuk organik yang lebih cenderung memusnahkan unsur hara,” ucap Bambang.

Bambang berencana untuk memberikan bimbingan kepada petani bagaimana cara mengolah sawah yang benar.”Biar masyarakat tidak merugi jika panen tiba,” pungkasnya.@rhahmatullah