Clik here to view.

LENSAINDONESIA.COM: Hasil tangkapan nelayan yang buruk mengakibatkan perajin tahu tuna di Kabupaten Pacitan mengeluh. Kualitas ikan yang menurun memaksa para perajin libur berproduksi.
“Lha gimana lagi. Ikannya jelek, kita tidak berani produksi. Dari pada mengecewakan pelanggan,” kata Harti, seorang Perajin tahu tuna, Harti, Minggu, (14/04/2013).
Baca juga: Gelombang Tinggi, Nelayan Pacitan Panen Ikan dan Cuaca Buruk, Nelayan Pacitan terpaksa Jual Kapal
Akibatnya, hampir satu bulan Harti tidak produksi tahu tuna. Sebab, dia memang mengutamakan kualitas dagangan. “Saya selalu mencari ikan yang masih segar dan kondisinya bagus. Sehingga kalau dibuat tahu tuna, selain lebih enak, strukturnya pun tampak bagus,” terusnya. Kendala lain terletak pada melambungnya harga cabai.
Harti biasanya membuat tahu tuna dalam tiga rasa. Yakni rasa original, rasa sayur, dan rasa pedas. Sayang, melonjaknya harga cabai berimbas pada produksi tahu tuna miliknya. “Sekarang hanya berani produksi tahu tuna rasa original saja,” lanjutnya.
Diakuinya, harga cabai mencapai Rp 35 ribu perkilogram sangat merugikan bagi produksinya. “Dari pada saya rugi ya lebih baik tahu tuna rasa pedas saya hentikan sementara, sampai harga cabai stabil,” pungkasnya.@rachma
Image may be NSFW.Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D73509480.17b47cfb6522346a55aa5a62243b4d18%3B)
Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D88181642.17b47cfb6522346a55aa5a62243b4d18%3B)