Clik here to view.

LENSAINDONESIA.COM: Sebanyak 31 orang dari 9 Kepala keluarga korban tanah longsor di Desa/Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan, Jawa Timur hingga kini masih tinggal di rumah kepala dusun dan tokoh masyarakat setempat.
Masa pengungsian warga itu belum diketahui berakhirnya. Alasannya, kondisi tanah masih berpotensi longsor.
Puluhan warga tersebut mengungsi setelah tanah longsor menerjang wilayah pemukiman mereka, Minggu (06/01/2013) lalu. Akibat bencana itu, 54 rumah mengalami rusak parah.
Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka berat dalam peristiwa itu. Namun, kerugian material ditaksir mencapai Rp 200 juta.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Tri Mudjiharto menjelaskan, penyebab tanah longsor itu diduga akibat tingginya curah hujan di wilayah Bandar. Hingga akhirnya, sejumlah titik perbukitan tergerus air dan kemudian amblas. Bahkan, fenomena alam itu juga mengakibatkan keretakan tanah di Dusun Ngagik Desa setempat.
“Posisinya di atas pemukiman warga yang jarak ketinggiannya sekitar 400 meter,” katanya.
Menurut Mudjiharto, sejak Minggu sore, puluhan warga itu mengungsi ke rumah di lokasi lain yang berjarak sekitar 500 meter. Sebab, di titik tanah yang merekah sepanjang 150 meter dengan lebar dan kedalaman 10 meter itu dinilai rawan amblas dan menimbun kediaman warga.
“Nanti dilihat perkembangannya dulu tentang kondisi tanah yang retak. Membahayakan atau tidak,” lanjutnya.
Untuk mengetahui penyebab tanah retak itu secara pasti pihak pemkab menerjunkan petugas geologi ke lokasi. Bahkan, dalam waktu dekat tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ITS Surabaya atau ITB bakal didatangkan.
Targetnya, untuk memastikan layak atau tidaknya kawasan tanah retak itu digunakan bermukim warga.
“Kalau dari hasil penelitian ternyata tidak layak maka pemukiman harus direlokasi,” imbuhnya.
Sementara itu, bencana alam itu membuat warga was-was. Terutama, bagi mereka yang kini mengungsi. Salah seorang pengungsi, Sahid, mengatakan sewaktu-waktu rumahnya bisa rusak tertimpuk material longsoran dari atas bukit. Padahal, sudah puluhan tahun dia dan keluarganya menempati kediaman tersebut. ‘’Sebenarnya khawatir juga (kalau rumah rusak). Tapi, kami tetap ingin selamat,” tuturnya.
Sahid menambahkan, keretakan tanah itu baru kali pertama terjadi di Dusun Ngagik. Dia pun menduga penyebab dari fenomena alam itu hanya karena tingginya curah hujan. Apalagi, selama beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur kawasan setempat dengan deras. “Dulu-dulunya belum pernah ada,” tandasnya.@rachma
Image may be NSFW.
Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D89826888.54e2fb77d6be69cf8059a51bf91102d7%3B)
Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D30899580.54e2fb77d6be69cf8059a51bf91102d7%3B)