Clik here to view.

LENSAINDONESIA.COM: Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Malang melakukan uji publik terhadap enam pasangan calon walikota (Cawali) Malang.
Uji publik yang dilakukan para pasangan Cawali itu tersebut dilakukan di kantor PDM Malang, Minggu (07/04/2013).
Baca juga: Pasangan Cawali Kota Malang Sri Rahayu-Priatmoko Oetomo Gerak Cepat dan Sibuk mengurus Pilwali, anggota dewan banyak yang kabur
Di antara keenam pasangan Cawali itu sesuai nomor urut adalah Dwi Cahyono-Nurudin (independent), Sri Rahayu-Priatmoko Utomo (PDIP, PDS), Heri Pudji Utami-Sofyan Edi Djarwoko (Golkar, PAN bersama partai nonparlemen). Selain itu, Ahmad Mujais Suhud-Yunar Mulya (independent), Agus Dono-Arief HS (Partai Demokrat-PKS) dan M Anton-Sutiaji (PKB dan Gerindra).
Para pasangan Cawali itu memaparkan visi dan misinya di depan publik yang notaben warga Muhammadiyah. Visi dan misi yang disampaikan mereka tidak jauh beda dengan yang disampaikan dalam setiap kesempatan. Termasuk saat memaparkan pada dialog publik yang digelar PWI Malang Raya di Hotel Gajahmada Malang.
Hanya saja, yang terkesan spesial adalah pada penyelenggaranya, yaitu PDM Malang. Sebab, selama ini organisasi kemasyarakatan (Ormas) keagamaan ini tidak pernah langsung terjun dalam dunia politik praktis.
Ketua PDM Malang, Ahmad Rif’an Masykur pun juga mengakui bila sebelumnya tidak pernah menggelar dialog atau uji publik terhadap para Cawali.
“Sebelum-sebelumnya kita memang tidak pernah melakukan dialog atau uji publik terhadap para Cawali. Sekarang kita memang baru pertama kalinya menggelar. Itu kami lakukan setelah melakukan berbagai pertimbangan terkait dengan kondisi sosial dan Muhammadiyah sebagai Ormas keagamaan,” jelasnya.
Dijelaskan Ahmad Rif’an Masykur yang juga Hakim Pengadilan Agama di Surabaya ini, bila Muhammadiyah saat ini merupakan Ormas keagamaan yang modern. “Muhammadiyah
sebagai ormas keagamaan ada perbedaan dengan Ormas lainnya. Perbedaan itu terletak pada amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah selama ini,” papar dia.
Menurut dia, Muhammadiyah memiliki banyak amal uasaha yang dikelola. Itu pun meliputi berbagai aspek kehidupan. Mulai dari yang bersifat sosial, pendidikan, ekonomi hingga persoalan kehidupan lainnya.
Semua amal usaha itu, kata pria yang akrab disapa Rif’an ini, perlu guiden yang jelas. Sehingga, harus ada pemahaman timbal balik antara penguasa dengan Ormas
Muhammadiyah. Untuk itu, kata dia, PDM merasa berkewajiban memberikan pemahaman pada warga Muhammadiyah.
Pemahaman itu, menurut dia, bisa dilakukan lewat komunikasi dan dialog publik. Harapannya, kata dia, jika warga Muhammadiyah mengetahui dan memahami para calon pemimpinnya, nanti tidak salah dalam memilih.
“Warga Muhammadiyah akan bisa menentukan siapa pemimpinnya yang tepat untuk membangun Kota Malang ini ke depan. Begitu juga para calon pemimpin itu akan bisa memahami apa yang diinginkan warga Muhammadiyah,” tegasnya.
Karena itu, kata dia, harus ada pemahaman timbal balik, baik itu dari pemimpin yang dipilih maupun penguasa warga Muhammadiyah sendiri. Sehingga tidak salah dalam menentukan pilihan saat Pilwali yang akan digelar 23 Mei mendatang.@aji dewa roisky
Image may be NSFW.Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D43661111.644e487720ca7c2bd924ae0d8b5d8129%3B)
Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.

Clik here to view.
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D83598841.644e487720ca7c2bd924ae0d8b5d8129%3B)