pengamat: caleg lama tidak akan bertarung fair pada caleg baru

LENSAINDONESIA.COM: Pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Toto Sugiarto mengatakan, wajah baru (peserta pemilu) tidak bisa mendapatkan perlakuan yang fair dalam proses tahapan Pemilu 2014. Pasalnya, wajah lama (parpol senayan) lebih dulu mempunyai sumber daya yang kuat.

“Bagi wajah baru ini, apa mereka bisa mendapatkan perlakuan yang fair? karena wajah lama tentu sudah mempunyai recouse lebih besar dan mapan,” ujar Toto Sugiarto, dalam diskusi yang bertajuk ‘Menakar Peluang Wajah Baru Pemilu 2014′ di Media Cernter Bawaslu, Jakarta, Jumat (29/03/2013).

Lebih lanjut, ia pun berharap pemilu 2014 akan berjalan secara fair, sehingga tidak ada diskriminasi dalam menerapkan aturan yang sudah ada.

“Kita lihat tahapan yang sedang berjalan, menjelang DCS. Ini terlihat tertutup dan tidak transparan.  Seharusnya, itu bisa dikontrol oleh publik. Selain itu, kekewatiran Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu lalu yang buruk, yang seharusnya orang boleh memilih tetapi mereka tidak bisa memilih, di pemilu 2014 harus tidak lagi terjadi hal-hal begitu,” terang Toto

Selain itu, kata Toto, penyelenggaraan pemilu mampu menciptakan sistem dan iklim yang adil.

“Misalnya pembatasan dana kampanye. Jika itu tidak diatur, maka fairness ini tidak terwujud, karena mereka yang mempunyai resouse yang besar akan lebih banyak yang tampil,” paparnya.

Ia juga menegaskan, tindak KPU melakukan pemutakhiran secara maksimal terhadap daftar pemilih tetap (clear) ini diharapkan dengan baik dan transparan. Tindak ini penting agar DPT dapat menjadi lebih jelas. Selain itu, kata Toto, KPU juga harus mengatur secara detail tentang kampanye, agar tidak ada pelanggaran yang dibuat.

“Bagaimana seseorang melakukan kampanye di media. Ini diatur secara adil yang menyediakan kesempatan waktu yang sama,” tegasnya.

Situasi ini diharapkan agar pemilu tidak ditentukan oleh uang dan domoinasi media, tetapi lebih ditentukan oleh pemikiran dan gagasan. @yuanto