Quantcast
Channel: lensaindonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Effendy Choirie: Demo warga Sumurber Gresik didanai kelompok Poso

$
0
0

LENSAINDONESIA.COM: Mantan anggota DPR RI Effendy Choirie mensinyalir gerakan puluhan warga Desa Sumurber, Panceng, Gresik yang menuntut pencopotan Kepala Desa setempat Achmad Syafe’ Las dengan tuduhan telah melakukan perzinaan diduga didanai oleh kelompok berideoligi radikal didikan Poso.

Dan sampai hari ini puluhaan pengunjukrasa itu masih memblokir kantor desa setempat sehingga pemerintahan di desa itu lumpuh total.

Baca juga: Wayan Titip: Polisi Bisa Tangkap Warga yang Duduki Kantor Desa

“Mereka sudah mengganggu ketertiban umum, polisi sudah bisa menangkap mereka. Gerakan ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh salah satu orang sebagi motor penggerak demo itu. Dia didikan Poso, dari aliran kelompok ideologi radikal, keinginanya dia menjatuhkan Syafe’ (kades) dengan cara meng-adudomba warga kemudian jika demonya ini mulus dia hendak mencalonkan kades kembali, nah kalau dia kepilih kemudian menjalankan misinya itu,” ungkap pria asal Gresik, Rabu (21/03/2013) yang dikenal kritis diparlemen ini.

Diungkapkan Gus Coy panggilanya, demo tersebut ada penyandang dananya, sekarang mereka berada di Malaysia berinisial SJ asli warga setempat dan bekerja sebagai TKI di negeri Jiran. Dan SJ, kata pria asal Bulangan, Kecamatan Dukun Gresik ini ideology radikal ini sudah pernah disebarkan oleh SJ dan MS di desa Bulangan, namun gagal. Karena tidak dimendapat dukungan kepala desa setempat.

“Kades Bulangan tidak menggubris karena misinya terbaca, akhirnya gagal. Dan sekarang dia bermain didesanya sendiri melalui warga penggerak demo berinisial MS ini, karena mempunyai latar belakang yang sama,” ungkap loyalis almarhun KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.

Kelompok ini kata mantan politisi PKB ini, hendak memasukkan doktrinya dengan cara konflik antar warga setempat. Karena sebenarnya di desa ini (Sumurber) tidak ada pertentangan maupun pelengseran terkait Acmad Syafe’ sebagai kades yang dituduh telah melakukan perzinaan dengan warga desa Banyu Tengah yang hingga dilaporkan oleh Polisi tidak bisa buktikan secara hukum.

“Yang pernah kalah tidak hanya MS, tetapi warga setempat yang berinisial MK ini juga pernah kalah dalam pilkades dengan Syafe’. Tetapi Malik ini sudah bersumpah kepada Kades Syafe’ bahwa dirinya tidak ikut-ikutan demo yang dimotori oleh MS ini. Artinya MK ini hanya dicatut oleh MS agar seolah-olah ini murni protes warga agar keliatan natural, dan tidak keliatan misi aslinya,” tuturnya.

Ia juga meminta agar langkah-langkah persuasif untuk mencegah misi radikalisme agama itu dilakukan. Tetapi semestinya Polres dan Polsek setempat tidak membiarkan mereka leluasa melakukan anarkis yang berpotensi membakar emosi warga yang saat ini netral dan tidak menggubris teror dengan memaksa kades dipecat dari jabatanya.

“Ini namanya pembiaran, polisi harus tegas sesuai dengan kewenangannya. Siapapun mempunyai hak mengutarakan protesnya asal tetap apad koridor karena juga dilindungi undang-undang. Tetapi jika sudah diluar batas polisi harus membubarkan mereka, untuk menjaga ketentraman warga lainya,” urainya.

Dan masih kata Gus Coy, mereka yang berdemo banyak yang jadi TKI di Malaysia meski mereka asli warga Sumurber. Artinya masyarakat asli Sumurber tidak menggubrisnya karena mereka sudah tahu latar belakang MS itu siapa. “Hari ini kabarnya mau ada 60 TKI yang datang hendak kembali melakukan demo. Sekaligus penyandang dananya,”
pungkasnya.

Sementara itu pihak Polres Gresik masih membiarkan para pendemo menguasai kantor desa. Sehingga mengakibatkan pemerintahan desa yang berada di Gresik wilayah utara itu lumpuh.

“Kami terpaksa tidak melakukan aktifitas pemerintahan, karena segala alat perlengakapan untuk pelayanan masyarakat berada di kantor desa semuanya,” keluh Syafe’ saat dikonfirmasi melalui ponselnya.

Ia berharap polisi segera membubarkan mereka karena sudah mengganggu dan merugikan masyarakat yang mebutuhkan pelayanan pemerintah.”Saya juga gak tahu kenapa kok dibiarkan saja, padahal ini termasuk menghambat pemerintahan yang sah,” tandasnya.

Sementara itu pihak Polres Gresik memberi waktu hingga satu dua hari ini untuk segera mengosongkan kantor desa setempat. Jika mereka tetap memblokir kantor desa Polres Gresik akan mengambil tindakan tegas.

“Kami memberi waktu dalam satu dua hari ini, jika mereka tidak segera mengosongkan kantor desa, maka kami akan mengamankan mereka. Tentunya kami sudah menyiapkan pasukan untuk mengosongkan kantor desa karena ini termasuk obyek vital yang harus diamankan,” kata Kabag Ops Polres Gresik Kompol Harnoto.

Terkait dengan santernya isue bahwa gerakan tersebut dimobilisasi dan dibiayai oleh sejumlah orang untuk kepentingan kelompok tertentu agar misi radikalisme mereka tersampaikan melalui adudomba masyarakat.

“Kita sudah mencurigai, dan memang ada beberapa orang memobilisasi dan sekaligus penyandang dana. Mereka sekarang menurut keterangan sejumlah warga berada di Malaysia,” terang Harnoto.

Menurut sejumlah pihak Polda dan Mabes telah menurunkan Densus 88 untuk memantau perkembangan kasus rusuhnya desa Sumurber yang dinilainya banyak kejanggalan.

Pasalnya para pendemo yang digerakkan salah satu warga berinisil MS ini memaksakan kehendaknya meski mereka tidak bisa membuktikan kasus perzinaan yang dituduhkan kepada Achmad Syafe’ selaku kepala Desa Sumurber.@masduki muhammad

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Trending Articles