
LENSAINDONESIA.COM: Kelompok pergerakan sudah tidak lagi menemukan alasan Presiden SBY untuk dipertahankan. Pemimpin nasional harus turun.
“Ada banyak alasan SBY harus turun. Kita lihat korupsi semakin menggurita. Apalagi, banyak anak buah Presiden yakni menteri-menteri yang terseret korupsi, sebut saja Muhaimin Iskandar, Gita Wirjawan, Jero Wacik. Bahkan ada yang sudah jadi tersangka, yakni Andi Mallarangeng. Sementara di partainya Presiden SBY, petinggi-petingginya juga demikian. Sebut saja Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh dan Nazaruddin,” jelas Sekretaris Jenderal Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia, Adhie Massardi di Jakarta.
Baca juga: Banyak Resistensi, Kongres HMI Batal Dibuka SBY dan Akhirnya Kasus Kekerasan Terhadap Mahasiswa UPS Tegal Berakhir Damai
Ibarat kereta, saat ini negeri Indonesia sudah ke luar rel. Jadi, solusinya, harus dikembalikan ke rel yang benar. “Caranya, ya masinisnya harus turun,” tegas Adhie.
Lalu bagaimana dengan tuduhan gerakan ini makar karena meminta Presiden turun sebelum masa jabatannya berakhir?
“SBY ini kan berasal dari militer, dan dia baru belajar dari Gus Dur. Ada dua model demokrasi, yakni demokrasi perwakilan melalui pemilu, ada demokrasi langsung melalui cara-cara ekstra parlemen seperti demonstrasi, jadi inkonstitusional. Tapi kalau menang bisa menyelamatkan bangsa dan konstitusional,” sambungnya.
“Di atas konstitusi kan ada kehendak rakyat. Jadi penggantian kekuasaan untuk kebaikan rakyat, itu konstitusional,” demikian Adhie. @ari
%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D31326915.412e19dd7eeb63a9d3699da1626760ff%3B)

%7Cutmcsr%3D(direct)%7Cutmcmd%3D(none)%3B%2B__utmv%3D27951621.412e19dd7eeb63a9d3699da1626760ff%3B)