Quantcast
Channel: lensaindonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

BTN Butuh Figur yang Memiliki Integritas, Reputasi, dan Kompetensi

$
0
0

LENSAINDONESIA.COM: Badan Tim Nasional (BTN) PSSI yang kini dipimpin duet Isran Noor dan Harbiansyah Hanafiah langsung menghadapi ujian berat, sebelum jajaran manajemen tim nasional (Timnas) benar-benar dikukuhkan. Saat ini, berbagai dinamika tengah terjadi menjelang persiapan Timnas Indonesia menghadapi Arab Saudi, 23 Maret mendatang.

Sejak dikukuhkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin beberapa hari lalu, BTN langsung menghadapi ‘tantangan’ dari jajaran Exco PSSI ‘terbuang’ seperti Bob Hippy, Sihar Sitorus, dan Mantan Sekjen PSSI Halim Mahfudz. Mereka ingin menolak keberadaan BTN, termasuk kedatangan pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco.

Baca juga: BTN Rilis 58 Calon Skuad Timnas Indonesia dan Roy Suryo Sayangkan Keputusan PSSI

Namun, kendala itu tak mampu menepikan laju BTN. Dengan telah bersatunya kembali 4 Exco yang pernah dipecat yaitu La Nyalla Mattalitti, Tony Aprilani, Robertho Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan yang juga me ndukung penuh BTN, ditambah dukungan penuh Menegpora Roy Suryo, kini keberadaan BTN justru semakin kuat.

Sayang, sejauh ini, BTN belum membentuk struktur manajemen yang profesional. Beberapa nama yang sempat dikabarkan akan mengisi jabatan manajer serta administrator tim, dinilai kurang kapabel. Pasalnya, BTN ini butuh figur yang memiliki integritas, reputasi, dan kompetensi untuk membangun timnas, baik tim maupun manajemennya.

CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono mengatakan, BTN adalah badan yang akan menjadi simbol supremasi organisasi. Dengan begitu, gagal atau berhasilnya BTN dengan timnas ini akan dijadikan tolok ukur keberhasilan organisasi. Untuk itu, selain ketua dan wakil ketua, BTN perlu memiliki pelatih yang paham kondisi pemain dan kompetisi, serta manajer yang bisa membangun manajemen yang profeisonal.

“Untuk urusan teknis, kaptennya adalah pelatih. Tidak ada satu pun pihak yang bisa melakukan intervensi ke pelatih bila menyangkut teknik dan strategi tim. Untuk manajerial tentu harus ada orang yang piawai dalam mengurus support administrasi, logistis, komunikasi dengan federasi tim-tim yang akan bertanding, juga pandai berinteraksi dengan AFC dan FIFA, serta memiliki tim yang berpengalaman mengurusi fasilitas baik saat latihan maupun bertanding, juga memiliki koneksi yang baik denga media,” papar Joko seperti rilis yang diterima wartawan, Selasa (5/3/13).

Dengan adanya manajemen yang demikian, lanjut Joko, timnas tentu akan mendapat dukungan maksimal sehingga mereka pun bisa konsentrasi penuh saat berlatih dan bertanding. Berbeda bila manajerial timnas ini diurus oleh yang minim pengalaman, tentu bisa menjadi kendala bagi tim.

“Contohnya bila timnas terganggu oleh hal-hal non teknis, pasti akan berpengaruh pada persiapan dan penampilan mereka. Padahal, mereka selalu dituntut untuk tampil maksimal,” jelas Joko.

“Jadi saran saya, Setelah BTN menunjuk pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco, BTN juga benar-benar harus bisa menunjuk orang yang kapabel untuk menjadi manajer tim. Salah tunjuk, tentunya akan beresiko besar. Apalagi waktu persiapan timnas sebelum menghadapi Arab Saudi sudah sangat mepet,” terang Jokdri, panggilan karib Joko Driyono.

Dihubungi pada kesempatan terpisah, Ketua Harian Persipura La Siya menyatakan, BTN atau khususnya manajemen timnas senantiasa akan menghadapi kendala terkait masa persiapan yang sempit. Tanpa bermaksud menyalahkan BTN, La Siya menambahkan bahwa hal itu memang sudah menjadi sesuatu yang lumrah untuk Indonesia karena penyesuaian dengan jadwal kompetisi dan klub-klub yang pemainnya dipanggil.

Oleh karena itu La Siya ikut menyerukan dan mendukung penuh wacana pelengkapan komposisi personalia BTN. Misalnya, adanya peranan administrator yang bertanggung-jawab atas fungsi2 administrasi.

Hal ini menjadi lebih penting mengingat masa persiapan yg sempit, sementara jajaran pelatih juga baru. Untuk itu, La Siya menganggap penting jika BTN kembali memanggil orang-orang yang sudah terbukti mampu menjalankan fungsi fungsi administrasi secara kompeten.

Sebelumnya, sudah ramai disebut-sebut kemungkinan akan dipanggilnya kembali toloh-tokoh seperti Andi Darussalam Tabusalla, Demis Djamaoeddin dan Chandra Solekan untuk ‘menyempurnakan’ perjalanan BTN. ADS, sapaan akrab Andi Darussalam, dinominasi untuk posisi manajer tim, sementara Demis Djamaoeddin dan Chandra Solekan sebagai administrator.

CEO Arema Cronus Iwan Budianto mendukung langkah penyempurnaan BTN dengan memanggil orang-orang lama yang memiliki kemampuan manajerial dan profesional. Nama-nama seperti Andi Darussalam Tabusalla, Demis Djamaoeddin dan Chandra Solekan dinilainya sebagai orang-orang yang memiliki kapabilitas tinggi untuk segera memahami karakter para pemain.

“Sementara pelatih mungkin terkendala bahasa maka kita perlu orang-orang yang bisa dengan cepat merangkul pemain dan mendekatkan mereka dengan jajaran pelatih,” kata IB, sapaan akrab mantan manajer Persik Kediri dan Persisam Samarinda ini.@anggi

 

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Viewing all articles
Browse latest Browse all 50591

Trending Articles